WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Generasi muda di Wonogiri menunjukkan sikap kritis yang makin berani. Dalam forum sosialisasi dan pendidikan pemilih serta peningkatan pemahaman demokrasi di Ponpes Al Barru Bulusulur, Senin (29/9/2025), para pelajar dan santri tanpa ragu melontarkan pertanyaan tajam yang langsung menyinggung efektivitas pemilu dan perilaku pejabat publik.
Acara ini menghadirkan Ketua KPU Wonogiri Satya Graha, Wakil Bupati Wonogiri Imron Rizkyarno, serta Ketua Yayasan Al Barru Djoko Santoso HP serta jajaran yayasan dan SMP-SMA Bina Insani Wonogiri. Turut hadir pelajar SMP-SMA Bina Insani Wonogiri dan para santri yang antusias mengikuti jalannya diskusi demokrasi.
Pertanyaan yang Menggigit: Dari Golput hingga DPR Flexing
Beberapa pelajar menyoroti fakta pahit: meski pemilu digelar berkali-kali, masalah sosial seperti gelandangan, pengamen, dan pengemis tak juga hilang.
Tak hanya itu, mereka juga mempertanyakan, “Apakah boleh memilih untuk golput, mengingat saat pemilu sering muncul hoaks, konflik, dan adu domba?”
Lebih berani lagi, ada yang menyinggung langsung perilaku anggota DPR yang hobi flexing namun enggan mengesahkan UU perampasan aset koruptor. Kritik pedas ini membuat suasana forum kian menggairahkan, plus menarik perhatian.
KPU: Pemimpin Harus Dipersiapkan
Ketua KPU Wonogiri Satya Graha mengakui kekritisan pelajar patut diapresiasi.
“Pertanyaan mereka luar biasa berbobot. Ini bukti generasi muda peduli pada pemilu dan masa depan bangsa. Pendidikan politik di sekolah dan pesantren jelas sangat penting,” ujarnya.
Satya menekankan bahwa perubahan hanya bisa terjadi jika generasi muda menyiapkan diri sejak dini. Pemimpin itu lahir dari proses panjang. Kalau ingin mengubah keadaan, persiapkan diri dengan matang.
“Ingat bahwa pemimpin itu disiapkan maka proses persiapannya harus dilakukan dengan baik,” tandas dia.
Forum ini membuktikan satu hal: pelajar dan santri sekarang tidak lagi sekadar penonton. Mereka berani bertanya, mengkritik, bahkan menguliti kebobrokan pejabat.
Bagi Satya, sikap kritis itu adalah modal besar untuk demokrasi yang sehat. Bagi masyarakat, ini alarm bahwa generasi penerus tak bisa lagi dianggap remeh dalam urusan politik dan pemilu.
Satya juga menanggapi wacana pemisahan pemilu nasional dan lokal. Menurutnya, pemilu lokal justru akan membuat isu daerah lebih terangkat. Selain itu prosesnya lebih mudah mengingat ada jeda cukup panjang antara pemilu nasional dan lokal. Aris Arianto
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.