TEMPO.CO, Jakarta - Flu Singapura atau hand, foot, and mouth disease (HFMD) adalah penyakit menular yang sering menyerang anak-anak dan disebabkan virus, terutama enterovirus jenis EV71. Pencegahan dan pengobatan menjadi kunci penting dalam mengurangi komplikasi yang bisa terjadi.
Ketua Tim Kerja ISPA Kementerian Kesehatan, dr. Nani Rizkiyati, menjelaskan langkah-langkah pencegahan flu Singapura. Ia menekankan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk menjaga kesehatan tubuh dan lingkungan sekitar sehingga terhindar dari penyakit, termasuk flu Singapura.
"Jadi kalau mengacu pada pengendalian di sini, kita menerapkan PHBS. Cuci tangan dengan sabun antiseptik dan air mengalir, juga menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi," kata Nani dalam Media & Community Gathering "Stop the Spread: Lindungi Buah Hati dari EV71 Penyebab Hand, Foot, and Mouth Disease" di Jakarta, Rabu, 6 November 2024.
PHBS melalui cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir secara teratur adalah kunci utama pencegahan. Pastikan mencuci tangan setelah menggunakan toilet, sebelum makan, setelah mengganti popok, dan setelah bermain. Hal ini penting karena virus HFMD dapat ditemukan pada kotoran dan cairan tubuh lainnya.
Kemudian, hindari kontak langsung dengan penderita karena HFMD dapat menular melalui cairan tubuh, termasuk cairan dari mulut, hidung, atau kulit yang terinfeksi. Karena itu, penting untuk menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi serta menjaga jarak dengan orang sakit untuk mencegah penularan flu Singapura.
Pakai masker saat berinteraksi dengan orang yang terinfeksi. Pastikan untuk memakai masker untuk mengurangi risiko penularan virus melalui droplet. Anak-anak yang terinfeksi sebaiknya tidak usah bersekolah atau bermain di tempat umum hingga sembuh. Disarankan untuk melakukan isolasi di rumah, terpisah dari anggota keluarga lain demi mencegah penularan.
Vaksin sudah tersedia
Nani menjelaskan vaksin untuk mencegah infeksi virus EV71 penyebab HFMD sudah tersedia dan disetujui oleh BPOM. Vaksin ini dapat diberikan kepada anak berusia 6 bulan hingga 3 tahun dan dapat melindungi dari komplikasi berat yang disebabkan virus tersebut.
Menurutnya, vaksinasi penting sebagai langkah proteksi jangka panjang dengan perlindungan yang dapat bertahan hingga lima tahun. Ia juga mengungkapkan tidak ada pengobatan spesifik untuk virus HFMD karena infeksi virus ini akan sembuh dengan sendirinya.
"Pengobatan lebih berfokus pada meredakan gejala dan memberikan dukungan pada tubuh agar bisa melawan infeksi," ujarnya.
Nani mengatakan yang sering terjadi pada penderita HFMD adalah dehidrasi, terutama pada anak yang sulit makan dan minum karena luka pada mulut. Karena itu, penting untuk memberikan banyak cairan agar tubuh tetap terhidrasi. Jika anak mengalami demam atau nyeri, pemberian obat seperti parasetamol dapat membantu meredakan gejala.
Selanjutnya, berikan asupan nutrisi yang baik seperti makanan yang kaya protein hewani, buah, dan sayur yang tinggi vitamin C dan dapat membantu memperkuat daya tahan tubuh anak untuk melawan infeksi. Selain itu, jaga juga kebersihan tangan dan penting juga membersihkan mainan dan benda-benda yang sering disentuh anak dengan menggunakan disinfektan agar virus tidak bertahan dan menular ke orang lain.
"Meskipun dapat sembuh dengan sendirinya, pencegahan yang tepat sangat penting untuk mengurangi penularan dan komplikasi. Orang tua diharapkan lebih waspada terhadap gejala yang muncul pada anak-anak dan segera membawa ke fasilitas kesehatan jika diperlukan," saran Nani.
Artikel ini terbit di bawah judul Saran Kemenkes untuk Pencegahan Penularan Flu Singapura