Sebulan Menghilang, Nenek 95 Tahun Asal Purwantoro Ditemukan Tak Bernyawa di Hutan Gunung Tunggangan, Warga Gempar!

2 hours ago 10
KorbanOlah TKP penemuan mayat. Dok. Polres Wonogiri

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Misteri hilangnya seorang nenek lanjut usia asal Desa Bakalan, Kecamatan Purwantoro, akhirnya terungkap dengan akhir yang memilukan. Setelah hampir sebulan dicari, Sarmi (95) ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di kawasan hutan Gunung Tunggangan, Kamis (6/11/2025) siang.

Penemuan tulang belulang manusia yang kemudian diketahui milik sang nenek pertama kali dilaporkan oleh Sarno (59), seorang petani yang tengah mencari pakan ternak di lereng Gunung Tunggangan sekitar pukul 14.00 WIB. Ia mengaku terkejut saat melihat sesuatu yang mencurigakan di bawah semak belukar.

“Awalnya saya kira hanya tulang hewan, tapi setelah diperhatikan, bentuknya mirip tulang manusia. Saya panggil warga lain untuk memastikan, lalu segera melapor ke Polsek Purwantoro,” ujar Sarno kepada petugas.

Tak lama setelah laporan diterima, petugas Polsek Purwantoro bersama perangkat desa dan warga setempat langsung menuju lokasi penemuan. Di sekitar kerangka ditemukan kain jarik dan pakaian yang masih melekat di tubuh korban. Barang-barang tersebut kemudian dikenali oleh keluarga sebagai milik Sarmi, nenek yang telah dilaporkan hilang sejak awal Oktober lalu.

Berdasarkan catatan kepolisian, Sarmi dilaporkan hilang oleh cucunya, Pardi (40), pada 5 Oktober 2025. Dalam laporan itu disebutkan, sang nenek keluar rumah tanpa pamit pada 2 Oktober sekitar pukul 15.30 WIB dan tak pernah kembali. Pencarian besar-besaran dilakukan bersama warga dan relawan selama berminggu-minggu, namun tidak membuahkan hasil hingga akhirnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan.

Anak kandung korban, Sarni (70), memastikan identitas ibunya berdasarkan kain jarik dan pakaian yang dikenakannya saat terakhir terlihat.

Sementara itu, Kapolres Wonogiri AKBP Wahyu Sulistyo melalui Kasihumas Polres Wonogiri AKP Anom Prabowo membenarkan peristiwa tragis tersebut.

“Hasil pemeriksaan di lokasi tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan. Keluarga juga memastikan identitas korban dan menerima peristiwa ini sebagai musibah. Jenazah telah diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan secara layak,” jelas AKP Anom Prabowo, Jumat (7/11/2025).

Keluarga menolak dilakukan autopsi dan sudah menandatangani surat pernyataan resmi kepada pihak kepolisian.

Tragedi ini menyisakan duka mendalam bagi warga Desa Bakalan.

Kasus ini menjadi peringatan serius bagi masyarakat, terutama yang memiliki anggota keluarga lansia. Pengawasan ekstra sangat dibutuhkan bagi mereka yang sudah lanjut usia atau memiliki kondisi pikun agar tidak bepergian sendirian tanpa pengawasan. Aris Arianto

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |