Sederet Mitos dan Fakta Tentang Minuman Beralkohol yang Sering Disalahpahami

4 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Minuman beralkohol memiliki dampak luas pada tubuh, dengan beberapa manfaat tertentu yang diakui atau dengan risiko yang perlu diwaspadai. Setelah masuk ke dalam sistem, alkohol akan memicu perubahan fisiologis pada otak, jantung, hati, dan organ lainnya. Jika dikonsumsi secara berlebihan dan dalam jangka panjang, perubahan ini dapat berujung pada berbagai komplikasi kesehatan.  

Alkohol ditemukan dalam beragam bentuk minuman, misalnya koktail, minuman keras, bir, dan anggur. Lantas apa saja mitos dan fakta mengenai minuman yang digemari banyak orang ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Healthline “30 Interesting Alcohol Facts”, beberapa fakta mengenai minuman beralkohol, di antaranya :

  • "Alkohol" dalam minuman seperti anggur, bir, dan minuman beralkohol lainnya sebenarnya adalah etanol atau etil alkohol. Ini adalah satu-satunya jenis alkohol yang bisa diminum tanpa menyebabkan kerusakan serius pada tubuh.
  • Alkohol adalah depresan yang dapat memperlambat aktivitas di otak.
  • Alkohol memiliki beragam efek pada tubuh. Di otak, zat ini merangsang pelepasan dopamin, neurotransmitter yang berperan dalam rasa senang dan kepuasan.  
  • Alkohol juga memiliki efek menenangkan yang dapat membantu meredakan stres. Hal ini terjadi karena peningkatan penyerapan GABA, neurotransmitter yang berfungsi sebagai penghambat aktivitas saraf sehingga menciptakan efek relaksasi.
  • Wanita dengan gangguan ketergantungan alkohol memiliki kemungkinan 50 hingga 100 persen lebih tinggi untuk meninggal akibat alkohol dibandingkan pria dengan ketergantungan serupa.  
  • Di Amerika Serikat, kematian akibat alkohol merupakan penyebab kematian ketiga yang sebenarnya dapat dicegah. Berdasarkan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), sekitar 88.424 orang meninggal setiap tahun akibat kondisi yang berhubungan dengan konsumsi alkohol. 
  • Jenis minuman juga berpengaruh terhadap tingkat keparahan mabuk. Minuman beralkohol berwarna gelap, seperti anggur merah atau wiski, cenderung menyebabkan mabuk yang lebih berat. Sebaliknya, minuman beralkohol bening, seperti vodka atau gin, umumnya memiliki risiko mabuk yang lebih rendah. 

Mitos-mitos minuman beralkohol 

Tidak masalah untuk mabuk sesekali. Faktanya, hal ini justru dikaitkan dengan masalah kesehatan yang serius, misalnya cedera yang tidak disengaja, kanker, dan penyakit jantung. 

Minum alkohol aman jika dalam jumlah sedang. Faktanya, hal ini tidak baik bagi ibu hamil, seorang dengan resep obat yang berinteraksi dengan alkohol, memiliki gagal jantung atau jantung lemah, penderita stroke, memiliki penyakit hati, dan seorang dengan ketergantungan alkohol.

Minum anggur atau bir tidak akan membuat mabuk seperti minuman keras. Faktanya, semua jenis alkohol mengandung bahan aktif yang sama. Semua minuman alkohol standar mengandung jumlah alkohol yang sama.

Minum alkohol tidak masalah selama seseorang bisa menahan minuman keras. Faktanya, minum alkohol tanpa merasakan efeknya membuat tubuh mengembangkan toleransi alkohol. Dan seiring waktu dapat menyebabkan ketergantungan alkohol

Bisa cepat sadar dengan dengan minum kopi. Faktanya, meskipun kopi mengandung kafein, itu tetap tidak membantu tubuh Anda memproses alkohol lebih cepat. Pilihan terbaik adalah dengan tetap membiarkan tubuh pilih dari efek alkohol dengan sendirinya. 

Apakah benar alkohol menyebabkan dehidrasi?

Dilansir dari Healthline “Does Alcohol Dehydrate You?”, benar alkohol menyebabkan dehidrasi. Alkohol bersifat diuretik, yang berarti dapat meningkatkan pengeluaran cairan dari tubuh melalui sistem kemih, termasuk ginjal, ureter, dan kandung kemih, dengan kecepatan lebih tinggi dibandingkan cairan lainnya. Ketika tubuh tidak mengonsumsi cukup air saat minum alkohol, risiko dehidrasi dapat meningkat dengan cepat.

Proses bagaimana minuman beralkohol menyebabkan dehidrasi, antara lain: Ketika minum dengan perut kosong, alkohol menumpuk dalam cairan darah, tubuh dengan metabolisme tubuh kemudian memecah alkohol, kemudian alkohol diubah oleh hati dan mulai bersifat uretik. Terakhir, komponen alkohol dibuang oleh tubuh dalam bentuk air, karbon dioksida, dan lainnya.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |