TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat atau AS mengerahkan operasi militer terbesar di Timur Tengah untuk menyerang kelompok Houthi di Yaman, yang memiliki hubungan dengan Iran. Langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap serangan Houthi yang terus berlanjut terhadap kapal-kapal AS di Laut Merah. Serangan pertama dilakukan pada Sabtu, 15 Maret 2025.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, menyatakan pada Ahad bahwa serangan udara terhadap basis Houthi di Yaman merupakan bentuk bantuan AS kepada dunia. Pernyataannya tersebut sejalan dengan keputusan Presiden Donald Trump untuk menargetkan kelompok militan tersebut. Komentar Rubio muncul setelah pengumuman Trump pada Sabtu di platform Truth Social miliknya bahwa dia telah memerintahkan serangan udara yang "tegas dan kuat" terhadap Houthi.
Trump menuding Houthi terlibat dalam serangkaian aksi pembajakan, kekerasan, dan terorisme yang terus-menerus menargetkan kapal, pesawat, serta drone milik Amerika Serikat dan negara lainnya.
"Sudah lebih dari setahun sejak kapal komersial berbendera AS berlayar dengan selamat melalui Terusan Suez, Laut Merah atau Teluk Aden," tulisnya.
Target Houthi Setelah Diserang
Pemimpin gerakan Houthi, Abdul Malik al-Houthi, menegaskan bahwa kelompoknya akan membalas serangan AS dengan meluncurkan rudal serta menargetkan kapal perang dan kapal angkatan laut Amerika. Ia juga menyatakan bahwa Houthi berencana mengancam jalur pengiriman barang ke Israel guna menekan negara tersebut agar mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Houthi diduga telah menyerang kapal induk AS, USS Harry S. Truman. Selain itu, mereka juga menargetkan kapal perang AS dengan 18 rudal balistik, rudal jelajah, serta sebuah pesawat nirawak di Laut Merah bagian utara, seperti dilaporkan oleh TV pemerintah Al Masirah. Namun hingga saat ini, AS belum memberikan tanggapan atas klaim tersebut.
"Dengan beberapa serangan roket dan drone, angkatan bersenjata kami juga berhasil menggagalkan serangan musuh yang sedang dipersiapkan akan diluncurkan ke negara kami, sehingga pesawat-pesawat tempur musuh tersebut terpaksa kembali," kata juru bicara militer Houthi, Yahya Sarea, ditayangkan di Televisi Al Masirah yang dikelola oleh Houthi.
Wilayah yang Diserang AS
Pada Senin pagi waktu setempat, TV Al Masirah menyebut enam serangan udara yang dilakukan AS pada Senin menyasar sebuah pabrik pemintalan kapas di Distrik Zabid, yang terletak di selatan Provinsi Hodeidah, Yaman barat, serta sebuah gedung pemerintahan di Provinsi Al-Jawf, Yaman timur laut.
Tak hanya itu, Serangan yang dilakukan oleh AS pada Sabtu mengakibatkan pembantaian dengan menargetkan wilayah sipil dan permukiman di Sanaa, Saada, Al-Bayda, serta Rada'a.
Menurut laporan RIA Novosti yang mengutip seorang sumber di Yaman, jet tempur AS menyerang sebuah institut teknik, departemen polisi militer, dan sebuah bengkel di wilayah tengah negara itu. Sumber tersebut menyebut bahwa pasukan AS melakukan delapan serangan udara di Provinsi Al Bayda, termasuk di kamp Al Qusayr yang terkait dengan kelompok Houthi di Rada'a serta sebuah institut teknik di Al Quraishyah. Selain itu, jet tempur AS juga melancarkan dua serangan di Provinsi Dhamar, menargetkan departemen polisi militer dan sebuah bengkel di bagian timur Kota Dhamar.
Korban Tewas Akibat Serangan AS ke Yaman
Sebanyak 53 orang kehilangan nyawa akibat serangan Amerika Serikat di Yaman pada Sabtu, 15 Maret 2025. Sebagai tanggapan, kelompok Houthi berjanji akan melakukan aksi balasan terhadap serangan tersebut.
Pada hari Minggu, juru bicara Kementerian Kesehatan yang dikelola Houthi, Anees Alsbahi, mengonfirmasi peningkatan jumlah korban tewas, dengan lima anak dan dua wanita di antaranya. Selain itu, jumlah korban luka juga bertambah menjadi 98 orang, seperti dilaporkan oleh Al Jazeera.