Setahun Lalu Darurat, Kini BPBD Gunungkidul Pertimbangkan Tak Perpanjang Status Kekeringan

3 hours ago 5

Ilustrasi kekeringan | pixabay

GUNUNGKIDUL, JOGLOSEMARNEWS.COM Berbeda dengan tahun lalu yang harus memperpanjang status siaga darurat kekeringan hingga Oktober 2024, tahun ini situasi penanganan kekeringan di Gunungkidul berbalik.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul mulai menimbang untuk tidak lagi memperpanjang status serupa karena kondisi kemarau tergolong basah.

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono, mengungkapkan bahwa sepanjang September 2025 hujan masih rutin turun di sejumlah wilayah. Situasi ini membuat kebutuhan droping air bersih yang biasanya meningkat pada pertengahan tahun justru turun drastis. “Hingga kini belum ada masyarakat yang mengajukan permintaan bantuan air bersih,” terangnya, Kamis (11/9/2025).

Purwono menambahkan, pola cuaca yang lebih lembap tahun ini kontras dengan kondisi setahun lalu. Pada 2024, BPBD Gunungkidul bahkan terpaksa memperpanjang masa siaga darurat kekeringan karena permintaan air melonjak dan area terdampak meluas hingga ke 10 kapanewon. “Saat itu kami mendistribusikan ribuan tangki air bersih, termasuk tambahan bantuan dari CSR dan pihak ketiga,” ujarnya mengenang.

Kini, meskipun tren permintaan turun, BPBD tetap siaga. Tim lapangan rutin memantau perkembangan cuaca untuk mengantisipasi jika situasi berubah. “Kami tetap fleksibel dan situasional. Bila tren hujan bertahan, masa siaga kekeringan akan kami tutup sesuai jadwal tanpa perpanjangan,” paparnya.

Menyiapkan Antisipasi

Kepala Bidang Logistik BPBD Gunungkidul, Sumadi, menuturkan pihaknya telah menyiapkan 1.500 tangki air bersih sebagai stok cadangan di masing-masing kalurahan. Upaya mitigasi dan edukasi kepada warga juga diperkuat agar masyarakat siap menghadapi perubahan musim.

“Kami tetap meminta kapanewon mengirimkan data jika ada indikasi kekurangan air bersih agar kami bisa cepat bertindak,” kata Sumadi.

Tahun lalu, perpanjangan status siaga darurat kekeringan berdasarkan SK Bupati Nomor 135/KPTS/2024 dilakukan hingga Oktober 2024 setelah puncak kemarau diprediksi berlangsung sampai dasarian kedua bulan itu. Data BPBD mencatat, Gunungkidul kala itu menyalurkan lebih dari 4,9 juta liter air ke wilayah-wilayah terdampak, termasuk Tepus, Panggang, dan Girisubo yang paling parah kekeringannya.

Dengan situasi 2025 yang relatif lebih basah, BPBD berharap stok tangki air bersih yang telah disiapkan tidak terpakai seluruhnya. Namun mereka memastikan kesiapsiagaan tetap diutamakan agar layanan kepada masyarakat tidak terhambat bila musim kembali kering. [*] Berbagai sumber

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |