Setahun Prabowo, RI Langsung Masuk 5 Produsen Tekstil Terefisien di Dunia

2 hours ago 7
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) / Foto: Istimewa

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – PT Sritex Tbk, perusahaan yang pernah menjadi perusahaan tekstil terbesar dan terintegrasi di Asia Tenggara, boleh saja kukut alias bangkrut.
Namun siapa sangka, Indonesia masih punya taring dalam dunia industri tekstil di dunia. Kementerian Perindustrian mengklaim posisi Indonesia semakin kuat dalam industri tekstil dan produk tekstil (TPT) global.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut Indonesia kini berhasil menembus jajaran lima besar produsen tekstil paling efisien di dunia. Efisiensi itu dilihat dari ongkos produksi yang tergolong rendah, sehingga mampu bersaing dengan raksasa industri seperti Cina, India, dan Turki.

“Untuk pemintalan benang, biaya produksinya di Indonesia hanya sekitar US$2,71 per kilogram. Angka ini bahkan lebih hemat dibandingkan India, Cina, dan Turki,” ujar Agus dalam keterangannya, Sabtu (25/10/2025).

Ia memaparkan, efisiensi serupa juga terlihat di lini produksi lain. Pada subsektor pertenunan, biaya mencapai sekitar US$8,84 per meter, sementara untuk proses finishing kain hanya sekitar US$1,16 per meter. Dengan capaian tersebut, Indonesia dinilai menempati posisi strategis dalam peta industri tekstil global.

Agus menegaskan, keunggulan biaya produksi itu menjadi bukti daya saing industri TPT nasional yang kian menguat di tengah tekanan ekonomi global. “Industri tekstil kita sudah terbukti tangguh, adaptif terhadap perubahan, dan tetap kompetitif di pasar dunia,” ujarnya.

Ia juga menepis anggapan bahwa sektor tekstil merupakan sunset industry atau industri yang sedang meredup. Menurutnya, di tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, sektor TPT justru tumbuh positif hingga 5,39 persen, dengan kontribusi hampir 1 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Tak hanya dari sisi efisiensi, kinerja ekspor produk tekstil Indonesia pun menunjukkan hasil menggembirakan. Amerika Serikat menjadi pasar utama dengan surplus perdagangan signifikan pada komoditas pakaian dan aksesori rajutan (HS 61) sebesar US$1,86 miliar. Angka itu bahkan melampaui nilai ekspor alas kaki (HS 64) yang mencapai US$1,85 miliar.

Menurut Agus, capaian tersebut menandakan industri tekstil Indonesia tidak hanya efisien, tetapi juga berkelanjutan dan kompetitif di pasar internasional. “Ini bukan sekadar klaim, tapi bukti nyata bahwa produk tekstil kita mampu bersaing dan tumbuh secara berkesinambungan,” tegasnya. [*] Disarikan dari sumber berita media daring

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |