Sidak RSUD Purwantoro! Bupati Wonogiri Temukan Besi Menciut, Kok Bisa?

2 weeks ago 47
ProyekDari kiri ke kanan (Bupati Wonogiri Setyo Sukarno,Ketua DPRD Wonogiri Sriyono,dan pelaksana pekerjaan fisik RSUD Raden Mas Said Purwantoro Wonogiri). Joglosemarnews.com/Aris Arianto

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Proyek pembangunan RSUD Raden Mas Said Purwantoro Wonogiri kembali memantik perhatian publik setelah Bupati Wonogiri Setyo Sukarno turun langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) bersama Ketua DPRD Wonogiri Sriyono dan Komisi 3 DPRD, Jumat (14/11/2025). Kunjungan yang awalnya untuk memeriksa progres justru berubah menghangat setelah ditemukan material yang dinilai jauh dari ketentuan.

Proyek RSUD Raden Mas Said Purwantoro sendiri dimulai pada tahun 2024. Anggaran yang digelontorkan terus bertahap:
– Tahun 2024 sekitar Rp 24 miliar
– Tahun 2025 sekitar Rp 15 miliar
– Tahun 2026 direncanakan Rp 11 miliar

Total anggaran yang sudah digelontorkan mencapai Rp 50 miliar. Sementara kebutuhan penyelesaian disebut menembus Rp 129 miliar.

Dalam pemeriksaan lapangan, tim gabungan memergoki penggunaan besi kerangka yang ukurannya tidak sesuai spesifikasi. Diameter besi yang digunakan lebih kecil dari standar yang tertuang dalam dokumen perencanaan. Temuan ini langsung memunculkan pertanyaan besar terkait kuat-tidaknya gedung rumah sakit yang menjadi proyek strategis daerah.

Bupati Wonogiri Setyo Sukarno menegaskan, selisih diameter dan volume material bukan sekadar perbedaan angka, namun berdampak pada kualitas dan ketahanan bangunan.

“Yang lebih utama ada pada kualitas dan ketahanan gedung tersebut,” ujarnya.

Besi yang tidak sesuai spesifikasi itu diketahui belum terpasang. Meski begitu, tim gabungan tetap meminta klarifikasi dan segera mengevaluasi juga kualitas besi yang telah tertanam dalam beton.

Tak hanya soal material, tim juga menyoroti lemahnya fungsi pengawasan dari konsultan pengawas. Mereka mempertanyakan bagaimana material yang tidak sesuai spesifikasi bisa lolos dari pantauan teknis.

Ketua DPRD Wonogiri Sriyono mengungkapkan bahwa pihaknya bersama Bupati telah berkonsultasi dengan Dirjen Perimbangan Keuangan untuk membicarakan situasi keuangan daerah termasuk kebutuhan tambahan dana rumah sakit tersebut.

Pelaksana Proyek : Ada Pengalihan Pekerjaan dan Selisih RAB

CV Risma Larasati, selaku pelaksana pembangunan, akhirnya angkat bicara usai munculnya temuan tersebut. Mereka berdalih ukuran besi yang lebih kecil—sekitar 10 milimeter dari yang seharusnya 12 milimeter—digunakan karena adanya pengalihan pekerjaan yang belum masuk RAB. Menurut mereka, hal itu sudah diketahui tim teknis.

Kurniawan Jeri, Admin Lapangan CV Risma Larasati, menjelaskan bahwa besi 10 milimeter itu rencananya dipasang di bagian bawah doorloop atau selasar. Pihak kontraktor mengklaim beban yang ditanggung bagian itu tidak berat, sehingga penggunaan material lebih kecil dianggap masih aman.

Namun muncul perbedaan lain. Dalam gambar perencanaan, total panjang selasar tercatat 72 meter. Ketika dihitung di lapangan, panjangnya mencapai 75 meter, sehingga terjadi perubahan volume yang disebut mempengaruhi kebutuhan material.

Selain itu, ada pengalihan anggaran untuk pembuatan railing atau pagar pengaman pasien yang masuk perencanaan, namun tidak tercantum dalam RAB. Pelaksana mengaku menyesuaikan kebutuhan lapangan agar pekerjaan tetap berjalan.

Terkait temuan tersebut, pihak kontraktor menyatakan akan menyusun justifikasi teknis (justek) untuk diserahkan kepada tim teknis DPU Wonogiri. Besi yang sudah terpasang juga diklaim tidak akan dibongkar ataupun diganti karena perubahan spesifikasi disebut telah diketahui oleh tim teknis. Aris Arianto

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |