SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Suasana ceria memenuhi ruang kelas 6C SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Surakarta, saat puluhan siswa mengikuti kegiatan Kelas Inspirasi bertema wayang dan animasi. Kegiatan yang digelar dalam rangka Program Inovatif Seni Nusantara (PISN) ISI Surakarta itu menghadirkan pengalaman berbeda bagi para siswa, karena mereka tidak hanya menonton pertunjukan wayang animasi, tetapi juga diajak langsung bermain, memegang, dan menggerakkan tokoh-tokoh wayang.
Salah satu siswa, Dyah Kaira Permana, tampak paling semangat ketika diberi kesempatan mempraktikkan gerakan tangan wayang. Dengan dibimbing mahasiswa Prodi Desain Komunikasi Visual (DKV) FSRD ISI Surakarta, ia mencoba menggerakkan gapit sambil belajar mengenali bagian-bagian wayang. Dyah mengaku baru pertama kali memainkan wayang secara langsung sehingga momen itu terasa sangat berkesan baginya.
Kemeriahan semakin terasa ketika Tri Haryoko dari Sanggar Omah Wayang Mas Kamto mengajak seluruh siswa menyanyikan lagu dolanan Menthog-Menthog dan Cublak-Cublak Suweng. Lagu-lagu tradisional tersebut dipakai untuk memperkenalkan tokoh Punakawan sekaligus membantu siswa mengenal struktur dan ornamen wayang, mulai dari tatah sungging, tudhing, hingga peran masing-masing karakter.
Tidak hanya itu, peserta juga mendapatkan materi terkait dunia animasi dari Basnendar Herry Prilosadoso. Ia menjelaskan bagaimana karakter wayang dapat menjadi inspirasi dalam karya animasi modern dan menayangkan cuplikan video dari cerita Babad Alas Wanamarta. Penayangan itu membuat perhatian siswa langsung tertuju pada layar, dengan sebagian dari mereka terlihat mengamati detail gerak dan visual tokoh pewayangan.
Kegiatan bertambah seru ketika setiap siswa memperoleh satu wayang untuk dimainkan bersama. Mereka berebut mempraktikkan gerakan, mencoba memainkan peran tokoh favoritnya, hingga mengikuti kuis berisi pertanyaan tentang unsur-unsur wayang. Suasana riuh penuh tawa membuat kelas inspirasi ini terasa hidup dan menyenangkan.
Basnendar menjelaskan bahwa kegiatan tersebut menjadi bagian dari rangkaian PISN Kemendiktisaintek 2025 yang mengangkat tema optimalisasi seni tradisi wayang kulit melalui kolaborasi animasi dan media multimedia. “Kami ingin anak-anak mengenal bahwa wayang dapat berdialog dengan teknologi,” ujarnya.
Wali kelas 6C, Imam Prayitno, menyampaikan apresiasinya. Menurutnya, siswa terlihat sangat menikmati setiap sesi, mulai dari pemaparan hingga praktik langsung. Imam berharap kegiatan semacam ini dapat menumbuhkan kecintaan siswa pada budaya lokal sekaligus merangsang kreativitas mereka di masa depan. “Anak-anak sangat fokus ketika menonton animasi wayang. Ini menjadi cara baru untuk memperkenalkan tradisi dengan pendekatan yang dekat dengan dunia mereka,” tuturnya seperti dikutip dalam rilis ke Joglosemarnews. [*]
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.


















































