Sobekan Kertas Bertuliskan Bismillah Ubah Pemabuk Jadi Ahli Tobat

2 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah memberikan hidayah kepada siapapun yang Dia kehendaki,

إِنَّكَ لَا تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ

innaka lā tahdī man aḥbabta wa lākinnallāha yahdī may yasyā`, wa huwa a’lamu bil-muhtadīn

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk (al Qashash ayat 56).

Salah satu orang yang mendapatkan hidayah Allah adalah seorang pemabuk gila pesta berikut ini.

Namanya Bisyr bin Harits al-Hafi. Banyak orang mengenalnya dengan nama Bisyr al-Hafi. Kisah hidupnya merupakan teladan tentang pertobatan sejati dan ketulusan hati yang luar biasa.

Ia lahir di dekat kota Merv sekitar tahun 150 Hijriah (767 Masehi). Pada masa mudanya, Bisyr dikenal sebagai sosok yang hidup dalam kemaksiatan dan gemar berpesta, menghabiskan waktunya dengan berfoya-foya dan minuman keras.

Titik balik hidup Bisyr al-Hafi dimulai dari peristiwa yang sederhana namun mengubah takdirnya. Suatu malam, ia sedang dalam perjalanan pulang dari sebuah pesta yang penuh dengan kemaksiatan. Di tengah jalan, ia menemukan secarik kertas yang terbuang di jalanan. Di atas kertas itu, tertulis lafaz mulia, "Bismillahir Rahmanir Rahim," yang berarti "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.".

Hati Bisyr tergerak melihat nama Allah yang begitu mulia tergeletak di tempat yang kotor dan tidak terhormat. Meskipun ia dalam keadaan mabuk, rasa hormat terhadap nama Tuhannya jauh lebih besar.

Ia kemudian mengambil kertas itu, membersihkannya dengan penuh kehati-hatian, bahkan memberinya minyak wangi. Setelah itu, ia meletakkan kertas tersebut di tempat yang tinggi dan mulia, sebagai bentuk penghormatan dan pengagungan terhadap nama Allah.

Malam itu, Bisyr al-Hafi bermimpi. Dalam mimpinya, ia mendengar sebuah suara yang menegurnya dengan penuh kelembutan, "Wahai Bisyr, engkau telah memuliakan nama-Ku, maka Aku akan memuliakan namamu. Engkau telah mensucikan nama-Ku, maka Aku akan mensucikanmu.". Suara itu juga menyampaikan bahwa sejak saat itu, nama Bisyr akan dikenal dan dimuliakan di dunia maupun di akhirat.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |