Stop Bullying! Kenalan Sama ‘Buddy Pekerti’, Gim Keren yang Ajak Remaja Punya Empati

3 hours ago 9

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus perundungan di Indonesia terus meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), pada 2023 tercatat sebanyak 1.478 kasus perundungan di kalangan pelajar, naik signifikan dari 266 kasus pada 2022. Bahkan tak sedikit korban perundungan memilih mengakhiri hidupnya.

Melihat kondisi ini, Rico Juni Artanto menggagas inisiatif kampanye #1MillionYouthsStopBullying dan menciptakan card game kolaboratif "Buddy Pekerti" sebagai media pembelajaran untuk mencegah perundungan di kalangan remaja. Buddy yang berarti teman menjadi konsep dasar dalam penyusunan card game Buddy Pekerti.

Rico bersama tim dari mahasiswa IPB, merancang gim ini untuk menumbuhkan empati, rasa percaya diri, dan pola pikir positif pada remaja melalui pendekatan design thinking dan coaching. Permainan ini bersifat kolaboratif dan dimainkan secara berkelompok agar peserta dapat saling mendengarkan serta mengeksplorasi diri bersama.

"Permainan ini tidak bisa dilakukan sendirian, tapi kolaboratif. Tujuannya agar sama-sama mendengarkan dan sama-sama mengeksplorasi diri," kata Rico saat diwawancara di sela sesi Home of Caring Minds di kawasan Lebak Bulus, Sabtu (25/10/2025).

Konsep Buddy Pekerti juga berlandaskan teori perkembangan psikososial Erik Erikson yang menyebut usia 12-18 tahun merupakan fase "Identity vs Role Confusion" yakni tahap pencarian jati diri, nilai, dan tujuan hidup. Oleh karena itu, sasaran utama program ini adalah siswa sekolah menengah (SMP dan SMA)

Menurut Rico, permainan ini telah diimplementasikan di berbagai sekolah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui kerja sama dengan pemerintah daerah setempat. "Kami berkolaborasi dengan lima kabupaten/kota di DIY. Setiap daerah ada 10-20 sekolah yang terlibat, totalnya sudah sekitar 100 sekolah," ujar Rico.

Selain pemerintah daerah, inisiatif ini juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Paragon Corp melalui program Paragon Bergerak. Kegiatan tersebut mencakup Training of Trainers (TOT) bagi guru dan pendamping sekolah untuk memahami cara bermain Buddy Pekerti sekaligus memperdalam edukasi tentang pencegahan bullying.

Dalam pelaksanaannya, tim juga melibatkan psikolog guna memastikan pendekatan yang digunakan tepat bagi perkembangan remaja. Setelah mengikuti TOT, para peserta berperan sebagai agent of change di sekolah masing-masing untuk mengampanyekan anti-bullying dan mengajak siswa lain berpartisipasi dalam permainan edukatif ini.

Melalui gerakan #MillionYouthsStopBullying dan permainan Buddy Pekerti, Rico berharap semakin banyak pelajar Indonesia memiliki kesadaran dan keberanian untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman, inklusif, dan saling mendukung. "Kami ingin para pemuda bergerak bersama menghentikan bullying. Dari sekolah, dari komunitas, dari permainan yang sederhana tapi bermakna," kata Rico.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |