TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, memastikan lembaganya akan tetap berkolaborasi dengan Kementerian Pertahanan untuk melanjutkan proyek food estate atau lumbung pangan. Politikus Partai Gerindra itu mengatakan komitmen tersebut juga sudah disampaikan oleh Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin.
Komitmen Syafrie yang dimaksud oleh Sudaryono adalah pelibatan prajurit TNI dalam pengerjaan cetak sawah satu juta hektar di Merauke, Papua Selatan. "Kami optimalisasi lahan rawa. Kami optimalisasi dengan Dandim, Koramil, termasuk penyuluhan pertanian kita ada (yang) melibatkan Babinsa," kata Sudaryono saat ditemui seusai serah terima jabatan Kementerian Pertahanan, Selasa, 22 Oktober 2024.
Sudaryono mengatakan Kementerian Pertanian yang akan tetap memimpin proyek cetak sawah satu juta hektar di Merauke tersebut. Ia mengatakan program itu sesuai dengan misi utama Presiden Prabowo Subianto, yaitu mewujudkan ketahanan pangan dengan melibatkan berbagai pihak.
"Food estate akan melibatkan banyak pihak bahkan dari Polri juga secara konkrit ikut ambil bagian dalam ketahanan pangan ini," kata Sudaryono.
Ia mengklaim cetak sawah satu juta hektar di Merauke tidak akan menerabas kawasan hutan. Dia berdalih, selama ini terjadi kesalahpahaman yang berkembang di tengah masyarakat. "Yang digarap sebagai sawah adalah lahan-lahan rawa yang tidak produktif," katanya.
Klaim Sudaryono tersebut berbeda dengan temuan media ini di lapangan. Baca selengkapnya di artikel berjudul Proyek Food Estate di Merauku Belum Punya Amdal
Sudaryono mengatakan Presiden Prabowo meyakini hanya dengan mencetak sawah baru maka swasembada pangan dapat terwujud. Sebab saat ini ketersediaan lahan sawah di Indonesia semakin berkurang.
"Setelah kami kaji dengan mendalam, memang (food estate cetak sawah baru) itu suatu keharusan. Penduduk kita bertambah terus, yang kita konsumsi bertambah terus, kemudian luas baku sawah kita turun," katanya.
Iklan
Saat dilantik sebagai Wakil Menteri Pertanian di ujung pemerintahan Joko Widodo, Sudaryono pernah mengatakan bahwa lembaganya menargetkan penambahan tiga juta hektare sawah baru di era pemerintahan Prabowo ke depan. “Target yang kita susun untuk presiden terpilih akan menambah luas sawah seluas tiga juta hektar,” kata dia di Direktorat Jenderal Pajak pada 16 Agustus lalu.
Pembukaan tiga juta lahan sawah baru tersebut akan difokuskan di Merauke, Sumatera, dan Jawa. Khusus di Jawa, program itu akan mengarah pada pemberdayaan lahan layak tanam, yang selama ini merupakan sawah tadah hujan.
Menurut Sudaryono, Indonesia berpotensi mengurangi jumlah impor beras jika rencana cetak sawah baru tersebut terwujud. Ia memproyeksikan luas tanam padi dapat menembus 10 juta hektar dan indeks pertanaman rata-rata mencapai dua kali masa tanam dalam satu tahun. “Saat ini rata-rata indeks pertanaman kita masih 1,4 kali (per tahun),” ujarnya.
Di samping membuka lahan baru, kata Sudaryono, Kementerian Pertanian juga menyusun program intensifikasi lahan. Caranya, memperbaiki sistem irigasi dan membangun konstruksi di lahan rawa agar bisa ditanami ketika musim penghujan.
Ia menargetkan satu juta lahan rawa dapat dikonversi menjadi lahan padi baru. Tapi untuk tahun depan, ia hanya menargetkan konversi lahan rawa yang bisa ditanami padi seluas 360 ribu hektare. “Potensinya ada di Sumatera Selatan dan Sumatera Utara,” kata dia. “Petani kita ada yang menanami lahan rawa, tapi itu hanya bisa dilakukan saat musim kemarau. Kami ingin dengan adanya infrastruktur, lahan rawa bisa lebih produktif.”
Pilihan Editor : Bancakan Proyek Food Estate Merauke