Tak Ingin Siswa Jadi Korban Keracunan Lagi, Guru di Sleman Diimbau Cicipi Makanan MBG Sebelum Dibagikan ke Siswa

3 weeks ago 40

Ilustrasi keracunan makanan | kreasi AI

SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Seringya terjadi kasus keracunan massal usai menyantap menu Makan Bersiang Gratis (MBG) di beberapa wilayah, termasuk yang tejadi di Kapanewon Mlati pekan lalu, hal itu telah menjadi keprihatinan tersendiri bagi kalangan guru di Kabupaten Sleman.

Tak ingin para siswa di wilayahnya menjadi korban, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman  telah melakukan langah-langkah antisipasi. Untuk itulah, pihak Pemkab mewajjibkan guru  untuk turut memastikan kelayakan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan melakukan pengecekan, bahkan bila perlu mencicipinya, sebelum dibagikan kepada siswa.

Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman, Susmiarto, menjelaskan kebijakan itu muncul setelah pihaknya menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD). Menurutnya, pengecekan langsung oleh guru penting agar kasus keracunan tidak terulang.

“Ke depan harus ada SOP tertulis yang mengatur prosedur pengecekan ini. Guru bisa mencicipi lebih dulu supaya kualitas makanan benar-benar terjamin,” ujarnya, Rabu (20/8/2025).

Ia menambahkan, saat kasus keracunan di Mlati terjadi, ada beberapa guru yang juga ikut bergejala karena sempat mencicipi menu MBG. Oleh karena itu, ia mengusulkan agar setiap distribusi makanan ke sekolah ditambah satu porsi khusus untuk kebutuhan uji rasa, mengingat jatah MBG sejauh ini hanya dialokasikan untuk siswa.

“Sebaiknya disiapkan cadangan satu. Itu demi keamanan bersama,” tambahnya.

Lebih jauh, Susmiarto menyebut pihaknya juga tengah menyusun mekanisme koordinasi lintas instansi. Dinas Pendidikan maupun Dinas Kesehatan diharapkan memiliki peran yang jelas dalam menangani jika muncul kasus serupa. Selain itu, Pemkab Sleman juga menunggu pembentukan Badan Gizi Nasional (BGN) di tingkat provinsi dan kabupaten untuk menyatukan mekanisme pengawasan.

Sementara itu, kasus keracunan massal di Mlati yang terjadi Rabu (13/8/2025) kini masih dalam proses penyelidikan aparat kepolisian. Data Dinas Kesehatan Sleman mencatat, 379 pelajar dari empat sekolah dilaporkan mengalami gejala mual, pusing, hingga diare usai menyantap menu rawon MBG.

Puluhan siswa harus mendapatkan perawatan intensif, dengan 19 orang dirujuk ke RSUD Sleman dan 4 lainnya ke RSA UGM. Beruntung, sebagian besar siswa telah diperbolehkan pulang setelah kondisi mereka membaik.

Kapolresta Sleman, Kombes Pol Edy Setianto Erning Wibowo, memastikan pihaknya sudah mengamankan sampel makanan untuk diteliti di Laboratorium Forensik (Labfor) Semarang. “Kami periksa untuk memastikan apakah ada unsur kelalaian atau bahkan tindak pidana. Hasilnya akan menentukan langkah hukum selanjutnya,” tegasnya. [*] Berbagai sumber

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |