(Ilustrasi) Sistem CCTV dengan pemanfaatan kecerdasan artifisial.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kebutuhan pengawasan keamanan yang lebih adaptif mendorong teknologi analitik berbasis kecerdasan buatan menjadi standar baru dalam operasional berbagai organisasi. Sistem CCTV yang sebelumnya hanya berfungsi merekam kejadian, kini dituntut mampu mendeteksi risiko secara real-time, mengurangi alarm tidak relevan, dan membantu operator merespons ancaman dengan lebih cepat.
PT Nawakara Perkasa Nusantara mengadopsi kebutuhan tersebut melalui pengembangan AI Analytics untuk sistem CCTV. Teknologi ini dibuat untuk menganalisis video secara otomatis menggunakan modul kecerdasan buatan yang dapat mengidentifikasi pola pergerakan, objek, dan aktivitas yang memenuhi kriteria risiko.
Fleksibilitasnya memungkinkan integrasi dengan berbagai kamera berstandar ONVIF tanpa perlu mengganti perangkat keras secara menyeluruh.
Product Solutions Division Head Nawakara Teguh Wibowo menjelaskan, pemrosesan video berlangsung di sisi server untuk memastikan kompatibilitas dengan infrastruktur CCTV yang sudah ada. “Organisasi dapat secara efektif memanfaatkan infrastruktur CCTV tanpa penggantian perangkat keras, sementara sistem mampu mengenali pola sesuai parameter keamanan,” ujarnya, Rabu (10/12/2025).
Menurut dia, sistem ini sebagai peningkatan signifikan dibanding pengawasan manual yang bergantung pada operator memantau banyak layar sekaligus. AI Analytics menyediakan fitur seperti intrusion detection, people counting, crowd monitoring, object detection, hingga PPE detection untuk memastikan kepatuhan keselamatan kerja. Notifikasi otomatis lengkap dengan lokasi dan cuplikan kejadian dikirim ke pusat kontrol ketika aktivitas mencurigakan terdeteksi.
Pengurangan alarm palsu dan kemampuan deteksi dini menjadi nilai tambah bagi efisiensi pemantauan. Penerapan teknologi ini disebut meningkatkan keselamatan di area kerja berisiko tinggi serta menyediakan data penting untuk audit dan evaluasi risiko.
Deputy CEO & Transformation Nawakara Satria Djaya Najamuddin mengatakan, teknologi keamanan kini diarahkan untuk membuat CCTV mampu memprediksi risiko, bukan hanya merekam kejadian. “Sistem ini juga dirancang untuk terhubung dengan layanan keamanan lain sehingga pencegahan dan penanganan insiden dapat dilakukan secara lebih terstruktur,” katanya.
Pergeseran dari CCTV reaktif ke sistem prediktif dinilai penting seiring meningkatnya kompleksitas operasional di banyak sektor. AI Analytics membantu organisasi menata ulang mekanisme pengawasan berbasis data dan mengurangi ketergantungan pada respons manual. Nawakara menyediakan informasi tambahan mengenai konsep, fitur, serta contoh penerapannya bagi organisasi yang tengah mengevaluasi sistem pengawasan.

9 hours ago
4
















































