TEMPO.CO, Bandung - Tim Pasca Bencana Gempa Bumi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari Badan Geologi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) turun memeriksa temuan lubang horizontal di Kabupaten Cianjur. Lokasi penemuan lubang itu berada di belakang pabrik garmen di Kampung Sodong, Desa Mekargalih, Kecamatan Cikalong Kulon, pada November 2024.
“Kemungkinan lubang itu untuk mendukung pengairan karena ada irigasi yang dibangun oleh kolonial Belanda di sekitar kampung,” kata Supartoyo dari tim PVMBG kepada Tempo, Jumat 27 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemeriksaan oleh tim dari PVMBG juga melibatkan G.M. Lucki Junursyah, Sukahar Eka Adi Saputra, Asep Rusnandi dan Tim BPBD Cianjur. Lubang horizontal itu setelah diperiksa ternyata sampai menembus atau melintasi sumur air setidaknya milik tiga orang warga. Kedalaman lubang terowongan sekitar 6 meter dari permukaan tanah, sedangkan kedalaman sumur warga berkisar 7-8 meter. “Panjangnya lubang horizontal dan jalurnya belum diketahui persis, kemungkinan lebih dari satu,” ujar Supartoyo.
Salah satu ujung dari lubang horizontal atau terowongan bawah tanah itu dekat jalan raya. Saat pemeriksaan di lapangan, tim kesulitan untuk menyusuri lubang karena kondisinya sedang terisi oleh air. Penelusuran jalur secara fisik pun terkendala oleh izin pemilik lahan serta melintasi pemukiman warga. Berdasarkan peta geologi lembar Cianjur yang diterbitkan oleh Badan Geologi dan pengamatan lapangan, Kampung Sodong tersusun oleh endapan Kuarter berupa batuan rombakan gunungapi muda hasil dari kegiatan Gunung Gede.
Sementara berdasarkan pengamatan batuan pada sungai yang melewati Kampung Sodong, fragmen dan matriks dari galian sumur warga tidak terlihat adanya ubahan mineral. Temuan itu mengindikasikan bahwa lokasi lubang horizontal tersebut bukan merupakan lokasi tambang. Batuannya juga bukan merupakan batu gamping atau lava yang bisa membentuk rongga bawah permukaan. Tim menggunakan metode geofisika GPR (Ground Penetrating Radar) untuk mengidentifikasi keberadaan lubang horizontal berdasarkan kontras radiogram yang diperoleh.
Berdasarkan identifikasi pengamatan geologi permukaan dan pengukuran bawah permukaan menggunakan peralatan GPR, tim menyimpulkan Kampung Sodong merupakan dataran hingga dataran bergelombang, dan tersusun oleh endapan Kuarter berupa batuan rombakan gunung api muda hasil kegiatan Gunung Gede berupa breksi lahar dan pasir tuffan. Tinggi muka air tanah sekitar 7-8 meter dari permukaan tanah.
Lubang horizontal yang terdapat di Kampung Sodong bukan merupakan lokasi tambang dan bukan rongga yang terbentuk alami seperti gua bawah tanah pada batu gamping atau lava. Terowongan bawah tanah itu kemungkinan adalah buatan manusia, bukan akibat proses alam. Dari gambar foto terlihat bahwa bentuk lubang horizontal tersebut cukup rapi. Berdasarkan data radargram GPR, ditafsirkan terdapat lubang horizontal pada kedalaman yang bervariasi, yaitu sekitar 4,4 hingga 5,6 meter dari permukaan tanah.
Saat tim melakukan survei lapangan, lubang horizontal tersebut penuh terisi air karena sedang musim hujan. Adanya air yang mengisi lubang horizontal tersebut akan memperlemah kekuatan tanah, apalagi bila terdapat retakan bawah permukaan di sekitar lubang horizontal yang akan memasuki retakan tersebut. Tim merekomendasikan agar lubang horizontal tersebut untuk ditutup bila musim hujan sudah berakhir agar tidak terisi oleh air. Selain itu perlu dilakukan penguatan pada lubang horizontal tersebut guna menghindari terjadinya runtuhan.
Masyarakat juga diminta untuk memantau, menjaga dan menghindari air permukaan masuk ke daerah yang diperkirakan merupakan lubang horizontal. Selain itu juga mewaspadai apabila muncul retakan tanah di sekitar lokasi lubang horizontal agar segera menutupnya dan melapor kepada BPBD Kabupaten Cianjur serta aparat setempat.