Terungkap! Penyebab Keracunan MBG, Ribuan Penerima Jadi Korban

1 hour ago 6
PasienIlustrasi pasien. Istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah ternyata menyimpan persoalan serius. Ribuan penerima manfaat justru mengalami keracunan massal akibat konsumsi makanan dari program tersebut.

Badan Gizi Nasional (BGN) langsung turun tangan dengan membentuk tim investigasi gabungan bersama Polri, BIN, BPOM, serta pakar independen lintas disiplin ilmu.

Hasil investigasi sementara mengungkap bahwa penyebab utama keracunan MBG berasal dari kontaminasi bakteri berbahaya yang ditemukan dalam berbagai menu makanan.

Penyebab Keracunan MBG yang Berhasil Diidentifikasi

✓ E. Coli – ditemukan pada air minum, nasi, tahu, dan ayam
Staphylococcus Aureus – berasal dari tempe dan bakso
Salmonella – terdeteksi pada ayam, telur, dan sayuran
Bacillus Cereus – terdapat pada mie yang dikonsumsi
Coliform, PB, dan Klebsiella – bersumber dari air terkontaminasi

Menurut data BGN, sejak Januari hingga September 2025 terjadi 70 kasus keracunan dengan total 5.914 korban. Sebaran kasus mencakup:

✓ Wilayah I (Sumatera): 9 kasus, 1.307 korban

✓ Wilayah II (Pulau Jawa): 41 kasus, 3.610 korban

✓ Wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, Nusa Tenggara): 20 kasus, 997 korban

Langkah Pencegahan Agar Keracunan MBG Tidak Terulang

Untuk memastikan program MBG tetap berjalan aman dan bermanfaat, sejumlah pihak merekomendasikan beberapa langkah penting berikut:

✓ Pengawasan ketat kualitas air – memastikan sumber air bersih, bebas bakteri, dan melalui uji laboratorium rutin
✓ Standar kebersihan dapur – wajib memakai sarung tangan, penutup kepala, serta peralatan masak higienis
✓ Pengolahan makanan sesuai SOP – makanan harus dimasak dengan suhu cukup untuk membunuh bakteri berbahaya
✓ Penyimpanan yang tepat – makanan yang sudah matang tidak boleh terlalu lama disimpan pada suhu ruang
✓ Distribusi cepat dan higienis – makanan MBG harus segera disalurkan ke penerima tanpa jeda panjang
✓ Edukasi pengelola pangan – melibatkan pelatihan bagi semua pihak yang terlibat dalam penyajian MBG
✓ Pengujian laboratorium berkala – setiap batch makanan MBG sebaiknya diuji sampel sebelum dibagikan

Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, menegaskan pendekatan multidisiplin ini penting agar kejadian serupa tidak terulang.

“Bukan hanya soal SOP, tapi juga menyelidiki dari pengolahan, penyimpanan, distribusi, hingga bahan baku makanan,” tegasnya.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan program MBG tetap aman, bergizi, dan dipercaya masyarakat, sekaligus mengembalikan citra positif program unggulan pemerintah ini.
Aris Arianto

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |