GOOTO.COM, Jakarta - Isu emisi karbon memang menjadi perhatian bagi masyarakat, seiring dengan banyak pilihan kendaraan hybrid dan mobil listrik mereka berusaha untuk memberikan kepeduliannya terhadap lingkungan. Selain itu didukung adanya program insentif dari pemerintah kendaraan elektrifikasi ini semakin digemari, karena pajak lebih murah, biaya pengeluaran operasional juga bisa ditekan lebih jauh.
Iklan
Suzuki Fronx menjadi salah satu pilihan kendaraan yang menawarkan rendah emisi berkat teknologi mild hybrid atau lebih tepatnya Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS). Kendaraan ini hadir dengan teknologi SHVS berkat sukses di Ertiga dan juga XL7, dan Grand Vitara.
Suzuki Fronx menjadi pemain tunggal di kelasnya dengan mesin mild hybrid. Namun bila tanpa teknologi penghemat bahan bakar tersebut Fronx akan berhadapan dengan Kia Sonet.
Suzuki Fronx (Foto: Kusnadi Chahyono)
Melihat dimensinya Suzuki Fronx memang tak sampai sepanjang 4 meter, lebih tepatnya 3.995 mm, lebar 1.765 mm, dan tinggi 1.550 mm. Jarak sumburoda 2.520 mm yang memang disiapkan untuk pengendara dan penumpang mendapat impresi lapang selama berada di kabin serta muat barang yang memadai.
Dimensi yang kompak ternyata memberikan impresi bagi kami seakan melihat pesona Grand Vitara. Terkesan lebih besar berkat adanya fender moulding di empat rumah rodanya, serta pahatan yang berotot di lampu utama hingga bagian buritan, ditambah adanya roof rail. Pelek ukuran 16 inci dipadukan dengan penggunaan ban profil 195/60 R16.
Desain coupe-style SUV ini juga cukup unik untuk Suzuki Fronx terutama dari belakang, seakan mobil bermesin 1.5L ini sebagai mobil performa tinggi SUV.
Membahas perihal mesinnya, masih berbagi platform keluarga dengan Ertiga dan XL7, namun untuk Fronx ini memiliki kode berbeda yakni K15C untuk mild hybrid (SHVS) dan K15B untuk murni ICE.
Interior mobil Suzuki Fronx. (Foto: Suzuki)
Bagi yang sudah pengalaman dengan SHVS di Ertiga dan XL7 tentunya akan lebih mudah beradaptasi untuk menghadirkan efisiensi bahan bakar ketika berkendara jauh. Adapun SHVS ini adalah berupa inovasi Suzuki lewat teknologi pintar yakni Integrated Starter Generator (ISG) dipadu baterai Lithium-Ion.
Baterai pada Suzuki Fronx berjenis lithium-ion dan memiliki kapasitas 12V 10Ah. Baterai ini digunakan dalam sistem mild hybrid (SHVS) untuk membantu efisiensi bahan bakar dan meningkatkan performa, terutama saat akselerasi.
Baterai tersebut dapat menghadirkan tenaga ketika mobil mulai berakselerasi dan dapat menyimpan energi ketika Fronx melakukan deselerasi atau melewati rute jalanan menurun. Saat berhenti di lampu merah, kinerja mesin akan berhenti sejenak melalui fitur Engine Auto Stop dan akan aktif lagi ketika pengendara menekan pedal akselerator.
Suzuki memang sudah sejak lama terkenal dengan lebih memahami keinginan konsumen, bahkan termasuk kehadiran Suzuki Fronx. Bahkan kehadiran mobil barunya dibuat tetap familiar dengan mobil keluarga Suzuki, termasuk di bagian kabin.
Head Up Display Suzuki Fronx. (Foto: Gooto/Kusnadi)
Suzuki Fronx memang membawa pesona kabin Baleno terutama di bagian lingkar kemudi, dasbor atas, dan bentuk head unit. Sehingga tak ada kesan aneh ketika berada di balik kemudinya. Hanya saja Fronx dibuat lebih mewah dengan perpaduan sampai empat warna di kabin.
Lingkar kemudi model flat bottom juga tak berbeda jauh, hanya di Fronx akan dijumpai paddle shift untuk memberikan adrenalin saat berkendara. Apalagi transmisinya model 6 percepatan otomatis, sehingga pengendara bisa lebih agresif untuk berakselerasi dan bermanuver cepat di kepadatan lalu lintas.
Kami mendapati Suzuki Fronx mencoba mendobrak di kelasnya dengan lebih lengkap dalam fitur Advanced Driver Assistance Systems (ADAS) atau lebih akrab disebut Suzuki Safety Support. Kami sempat mencoba Adaptive Cruise Control (ACC), Lane Keep Assist (LKA) yang cukup signifikan menangkap marka jalan.
Lane Departure Warning (LDW) dan Lane Departure Prevention (LDP) juga secara berkelanjutan membaca marka jalan, sangat membantu ketika perjalanan di jalur bebas hambatan. Termasuk fitur Vehicle Swaying Warning, membuat Fronx tetap presisi di antara marka jalan serta tidak membuat mobil seperti bergerak seperti ular.
Suzuki Fronx. (Foto: Suzuki)
Blind Spot Monitoring (BSM) serta bantuan pantauan kamera 360 derajat, sangat meringankan pengemudi ketika mendapati objek tidak terlihat dari ruang kokpit pengendara. High Beam Assist juga memberikan bantuan pengendara ketika melewati jalanan yang gelap.
Dual Sensor Brake Support II (DSBS II) akan memberikan peringatan kepada pengendara sehingga ada kesempatan mengambil tindakan untuk menghindar, bahkan bisa membantu melakukan pengereman, hingga melakukan rem otomatis pada kondisi terburuk.
Kerennya lagi, dari bangku pengemudi bisa menjumpai Head Up Display (HUD) yang akan memberikan pantauan kondisi berkendara termasuk pengisian baterai saat melakukan deselerasi.
Berada di kabin penumpang belakang, fitur yang dihadirkan cukup mengakomodir. Kami menjumpai terbilang lengkap ada seat pocket di sebelah kiri penumpang depan, arah semburan penyejuk kabin individual, terdapat colokan koneksi USB dan Type C sebagai sumber tenaga pengisian gadget.
Bagasi cukup memadai, bisa menempatkan tiga tas besar di sana, karena menyediakan ruang hingga 308 liter. Adapun tempat penyimpanan di glovebox bisa mencapai 4,8 liter, terdapat 2 cup holder di konsol tengah, 4 bottle holder yang terpencar di tiap pintu. Arm rest juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan kertas bon mobil.
Suzuki Fronx SGX AT dengan ADAS harganya terbilang terjangkau yakni Rp 321,9 juta. Sudah cukup memukau dengan berbagai fitur yang disuguhkan dan tatanan kabin yang cukup impresif di kelasnya. Begitu juga dengan kemampuan mild-hybrid yang memungkinkan pengendara bisa menyentuhkan efisiensi bahan bakar lebih dari 22 km/liter bahkan ada yang bisa tembus 44 km/liter, tentunya dengan kondisi lintasan dan kemampuan berkendara mumpuni.
Pilihan Editor: Ini Cara Nyaman Menikmati Kabin Suzuki Fronx
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto