TEMPO.CO, Jakarta - Thailand berencana mengubah Phuket sebagai destinasi wisata premium. Provinsi di selatan Thailand itu akan menjadi pusat pariwisata kelas atas dengan pengeluaran pengunjung yang lebih tinggi.
Hal itu diungkapkan Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra saat mengunjungi provinsi tersebut pada 9 Januari lalu. Ia mengatakan bahwa berbagai upaya tengah dilakukan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi provinsi pulau tersebut sebagai destinasi wisata nomor satu di Thailand. Paetongtarn juga membahas berbagai isu utama terkait pariwisata, pencegahan banjir, pembangunan infrastruktur, dan manajemen lalu lintas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam sebuah pertemuan dengan lembaga negara dan sektor swasta, Paetongtarn menyoroti bahwa hampir seperempat pengunjung asing ke Thailand melakukan perjalanan ke Phuket. Banyak yang memilih pulau tersebut daripada Bangkok sebagai tujuan utama mereka.
Kurangi Kemacetan
Phuket menjadi tuan rumah festival kelas dunia dan merupakan destinasi yang terkenal di kalangan wisatawan. Karena itu, perdana menteri menginstruksikan lembaga mencari cara untuk mengatasi kemacetan yang memengaruhi industri pariwisata pulau tersebut.
Ia juga meminta mempercepat proyek konstruksi yang bertujuan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas. Proyek-proyek tersebut meliputi rute baru dari Bang Muang Mai ke bandara, jalur lalu lintas tambahan di Jalan Raya No. 4027, proyek pembangunan jalan layang di persimpangan antara Jalan Raya No. 402, 4027, dan 4025, serta studi Jembatan Sarasin yang baru.
Masalah sampah juga menjadi sorotan di Phuket. Ia mengusulkan untuk meluncurkan kampanye guna mendorong penduduk setempat memilah dan mendaur ulang sampah.
Juru bicara pemerintah Thailand Jirayu Houngsub mengatakan bahwa lebih dari 230.000 wisatawan, baik warga Thailand maupun warga asing, mengunjungi Phuket antara 28 Desember 2024 dan 1 Januari, menghasilkan pendapatan sedikitnya 8 miliar THB atau sekitar Rp37,6 triliun.
Pendapatan dari Pariwisata Phuket
Dalam keterangan pers pemerintah Thailand, Gubernur Phuket Sophon Suwannarat melaporkan bahwa 92,9 persen pendapatan Phuket berasal dari pariwisata dan jasa. Pada 2024, Phuket memperoleh lebih dari 481,4 miliar baht atau Rp226 triliun dari pariwisata, naik 24 persen dibandingkan dengan 2023. Provinsi ini mendapat kunjungan 12,9 juta wisatawan, meningkat 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Saat ini, penerbangan langsung dari 21 negara dan 53 kota melewati Phuket, dan provinsi ini menyambut 368 penerbangan setiap hari. Phuket juga memiliki lima fasilitas marina kelas dunia dan pelabuhan laut dalam yang dapat menampung kapal pesiar besar.
Gubernur mengusulkan agar Pemerintah mendukung manajemen lalu lintas dan sistem angkutan massal di provinsi tersebut, serta manajemen air, limbah, dan bencana. Penekanan juga harus diberikan pada upaya memastikan keselamatan yang lebih baik bagi wisatawan melalui berbagai proyek, seperti pemasangan CCTV.
Perdana Menteri juga berbicara tentang pengenalan "taksi perahu," yang akan membantu meningkatkan pariwisata lokal. Taksi perahu akan memudahkan perjalanan wisatawan ke semua pelabuhan di Phuket. Pemerintah siap mendorong sektor swasta untuk mengambil bagian dalam proyek ini, yang akan menjadi bisnis di provinsi ini.
Setelah pertemuan tersebut, Perdana Menteri memimpin pembukaan "Thailand International Boat Show – A Luxury Lifestyle Event 2025," yang berlangsung antara tanggal 9 dan 12 Januari 2025 di Phuket Yacht Haven Marina, dengan lebih dari 6.000 pengunjung dan lebih dari 100 peserta pameran yang diharapkan hadir. Acara ini menargetkan mereka yang memiliki minat pada berperahu dan gaya hidup mewah.