TEMPO.CO, Jakarta - Orang yang memiliki kondisi tekanan darah tinggi atau hipertensi biasanya diwajibkan untuk mengonsumsi obat-obatan yang telah diresepkan dokter secara rutin. Ketika baru didiagnosis, seseorang yang mengalaminya mungkin merasa kesulitan karena pengobatan hipertensi ini memerlukan kesabaran dan kedisiplinan dan dilakukan dalam waktu yang lama, bahkan bisa jadi seumur hidup.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi yang terjadi saat darah memberi tekanan berlebihan pada pembuluh darah. Seiring waktu, kondisi ini dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya yang lebih serius, termasuk masalah penglihatan, serangan jantung, stroke, gagal ginjal, dan gagal jantung.
Dilansir dari WebMD, kondisi serius yang diakibatkan hipertensi dikarenakan kebanyakan orang yang menderita tekanan darah tinggi tidak menyadari bahwa mereka mengalaminya. Penyakit ini juga mendapat julukan "pembunuh diam-diam" karena jarang menimbulkan gejala, namun justru dapat menyebabkan kerusakan serius pada tubuh.
Bila didiagnosis memiliki tekanan darah tinggi, seseorang akan diminta untuk melakukan perubahan gaya hidup. Hal ini menjadi langkah penting yang dapat berperan untuk membantu menurunkan tekanan darah hingga kembali normal.
Perubahan gaya hidup ini meliputi:
- Menurunkan berat badan jika penderita hipertensi kelebihan berat badan atau obesitas;
- Berhenti merokok;
- Kurangi jumlah natrium dalam makanan hingga kurang dari 1.500 miligram sehari;
- Lakukan latihan aerobik secara teratur (seperti jalan cepat minimal 30 menit sehari, beberapa hari seminggu) atau dengan ikut kelas yoga;
- Menjaga berat badan yang sehat sesuai usia dan tinggi badan;
- Membatasi alkohol;
- Mengurangi stres.
Selain itu, dokter juga akan meresepkan obat-obatan yang harus dikonsumsi dengan rutin. Berikut beberapa jenis obat yang digunakan untuk mengobati hipertensi:
- Penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE);
- Penghambat reseptor angiotensin II (ARB);
- Diuretik;
- Penghambat beta;
- Penghambat saluran kalsium;
- Penghambat alfa;
- Agonis alfa;
- Penghambat renin;
- Obat kombinasi;
Masih dikutip WebMD, berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh penderita hipertensi dalam manajemen pengobatan untuk menurunkan tekanan darah:
1. Ketahui nama obat-obatan dan cara kerjanya termasuk nama generik dan merek, dosis, dan efek samping obat-obatan. Selalu simpan daftar obat-obatan.
2. Beri tahu setiap dokter yang ditemui tentang obat apa yang sedang dikonsumsi dan apakah pengobatan atau dosis tersebut telah berubah sejak kunjungan terakhir.
3. Minum obat sesuai jadwal, pada waktu yang sama setiap hari. Jangan berhenti minum atau mengganti obat kecuali berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Meskipun penderita Hipertensi merasa sehat, obat tetap harus terus diminum. Menghentikan konsumsi obat secara tiba-tiba justru dapat memperburuk kondisi.
4. Jadikan minum obat sebagai rutinitas. Misalnya, gunakan kotak pil yang ditandai dengan hari-hari dalam seminggu, isi kotak pil di awal setiap minggu agar lebih mudah diingat.
5. Ada baiknya mencatat kalender pengobatan dan catatlah setiap kali minum obat. Label resep memberitahukan penderita mengenai berapa banyak yang harus diminum pada setiap dosis, namun dokter juga dapat mengubah dosis secara berkala, tergantung pada respons tubuh terhadap obat. Pada kalender pengobatan, hal seperti itu juga bisa dicantumkan agar lebih mudah dalam manajemen pengobatan.
6. Jika berhubungan dengan biaya, jangan kurangi dosis obat untuk menghemat uang. Penderita hipertensi harus meminum obat dalam jumlah penuh untuk mendapatkan manfaat penuh. Apabila terdapat masalah, bicarakan dengan dokter tentang cara-cara untuk mengurangi biaya obat-obatan.
7. Jangan mengonsumsi obat bebas atau terapi herbal apa pun, sekali lagi, kecuali telah berkonsultasi dengan dokter. Beberapa obat dapat bereaksi satu sama lain, sehingga bisa menimbulkan efek yang justru tidak diinginkan.
8. Jika lupa minum satu dosis, minumlah segera setelah mengingatnya. Namun, jika sudah hampir waktunya minum dosis berikutnya, lewati dosis yang terlewat dan kembali ke jadwal minum dosis biasa. Jangan minum dua dosis untuk mengganti dosis yang terlewat.
9. Isi resep secara teratur dan tanyakan kepada apoteker jika memiliki pertanyaan. Jangan menunggu hingga obat benar-benar habis sebelum mengisi resep. Jika merasa kesulitan pergi ke apotek, atau memiliki masalah lain yang menyulitkan untuk mendapatkan obat, segera beri tahu dokter.
10. Saat bepergian, bawalah obat-obatan agar dapat meminumnya sesuai jadwal. Dalam perjalanan yang lebih jauh, bawalah persediaan obat-obatan untuk seminggu dan salinan resep, untuk berjaga-jaga jika perlu membeli obat lagi.
11. Sebelum menjalani operasi dengan anestesi umum, termasuk operasi gigi, beri tahu dokter atau dokter gigi yang menangani tentang obat apa yang sedang dikonsumsi.
12. Beberapa obat dapat mengubah detak jantung, jadi periksalah denyut nadi secara teratur.
13. Obat yang merelaksasi pembuluh darah yang menyempit juga dapat menyebabkan pusing. Jika mengalami pusing saat berdiri atau bangun dari tempat tidur, duduk atau berbaringlah selama beberapa menit. Ini akan meningkatkan tekanan darah. Kemudian, bangunlah dengan lebih perlahan.