PERANG dagang AS dan Cina makin memanas. Pernyataan Gedung Putih bahwa beberapa barang Cina akan dikenakan tarif impor 245 persen menimbulkan kebingungan tidak hanya di Beijing, tetapi juga di seluruh dunia.
Potensi tarif tertinggi itu direferensikan dalam lembar fakta yang diterbitkan oleh Gedung Putih pada Selasa, 15 April 2025. Lembar fakta tersebut menyertai perintah eksekutif yang ditandatangani oleh Presiden Donald Trump yang meluncurkan investigasi terhadap "risiko keamanan nasional yang ditimbulkan oleh ketergantungan AS pada mineral penting yang diproses dan produk turunannya."
Mengapa Ini Penting?
Amerika Serikat dan Cina adalah dua negara besar yang memiliki pengaruh ekonomi besar bagi negara-negara lain di dunia. Perang dagang antara kedua negara ini mengguncang pasar global yang mencemaskan dampak ekonomi dari konflik ini.
Dilansir Newsweek, memotong impor Cina mempersulit rantai pasokan Amerika, meningkatkan biaya dan memaksa bisnis untuk mencari sumber dari tempat lain. Konsumen juga menghadapi harga yang lebih tinggi. Strategi Trump adalah menggunakan tarif untuk menarik lebih banyak investasi manufaktur ke AS.
Bagi banyak eksportir Cina, AS adalah pasar yang sangat besar dan kehilangannya merupakan pukulan telak. Mereka harus mencari pasar lain untuk menggantikan potensi kerugian tersebut, seperti Uni Eropa di tengah-tengah ekonomi Cina yang bergantung pada ekspor sudah melambat. Baca selengkapnya di sini.
Militer Amerika Serikat menghancurkan pelabuhan bahan bakar utama di Yaman pada Kamis, 19 April 2025. Serangan itu ditujukan terhadap pemberontak Houthi di Yaman.
Dilansir dari Al Jazeera, sebanyak 38 orang tewas dalam serangan terhadap pelabuhan bahan bakar Ras Issa. Menurut TV Al Masirah, serangan menyebabkan 102 orang luka-luka. Al Masirah mengutip Kantor Kesehatan Hodeidah di Yaman.
Serangan bertujuan untuk memutus sumber pasokan dan dana bagi Houthi yang didukung Iran, kata militer AS.
Washington telah menggempur Houthi dengan serangan udara hampir setiap hari sejak 15 Maret 2025. AS berupaya mengakhiri serangan Houthi terhadap pengiriman sipil dan kapal militer di Laut Merah dan Teluk Aden. Para pemberontak memulai serangan mereka pada akhir tahun 2023, dengan alasan solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza.
"Pasukan AS mengambil tindakan untuk menghilangkan sumber bahan bakar bagi teroris Houthi yang didukung Iran dan merampas pendapatan ilegal yang telah mendanai upaya Huthi untuk meneror seluruh wilayah selama lebih dari 10 tahun," kata Komando Pusat AS (CENTCOM) dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari NDTV.Lihat di sini selengkapnya.