Top 3 Dunia; Polisi Malaysia Menembak Pekerja Migran Indonesia Ilegal dan Meksiko Menolak Imigran dari Amerika

17 hours ago 10

Top 3 dunia pada Minggu, 26 Januari 2025, diurutan pertama berita tentang penembakan oleh Kepolisian Malaysia terhadap pekerja migran Indonesia non-prosedural hingga menewaskan satu orang dan beberapa lainnya luka-luka. Kementerian Luar Negeri RI meyakinkan pihaknya memonitor kasus ini.

Diurutan kedua top 3 dunia, berita mengenai isu imigran ilegal yang hendak dideportasi Amerika Serikat ke Meksiko. Namun Pemerintah Meksiko telah menolak permintaan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump agar negara mengizinkan pesawat militer Amerika Serikat yang membawa imigran ilegal mendarat di Meksiko. Pemerintah Meksiko mengingatkan harus ada kata sepakat dulu dari kedua negara perihal isu ini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. WNI Jadi Korban Penembakan di Perairan Tanjung Rhu Malaysia

Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI Kuala Lumpur menerima informasi mengenai insiden penembakan terhadap WNI di sekitar perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia. Kedua lembaga itu sekarang memonitor kasus ini.

Berdasarkan hasil komunikasi KBRI dengan PDRM (Kepolisian di Raja Malaysia) dapat dikonfirmasi bahwa benar pada 24 Januari 2025 telah terjadi penembakan oleh APMM (Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia) terhadap WNI yang diduga akan keluar Malaysia melalui jalur ilegal. Penembakan dilakukan karena WNI melakukan perlawanan.

Dalam insiden tersebut, satu WNI tewas dan beberapa luka-luka. Identitas para korban masih terus didalami.

Atas insiden ini, KBRI telah meminta akses kekonsuleran untuk menjenguk jenazah dan menemui para korban luka. KBRI juga akan mengirimkan nota diplomatik untuk mendorong dilakukannya penyelidikan atas insiden tersebut, termasuk kemungkinan penggunaan excessive use of force.

Baca selengkapnya di sini 

2. Meksiko Tak Izinkan Pesawat Pembawa Imigran Ilegal dari Amerika Serikat Mendarat

Sebuah sumber di pemerintah Amerika Serikat dan Meksiko mengungkap Pemerintah Meksiko telah menolak permintaan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump agar negara mengizinkan pesawat militer Amerika Serikat yang membawa imigran ilegal mendarat di Meksiko.

Amerika Serikat tak bisa menjalankan rencana untuk mendaratkan pesawat angkut C-17 ke Meksiko karena negara itu tak memberikan izin. Sumber di Angkatan Udara Amerika Serikat dan Meksiko membenarkan keputusan ini yang kemudian diwartakan NBC News

Kementerian Luar Negeri Meksiko dalam pernyataan pada Jumat, 24 Januari 2025 mengatakan negaranya memiliki hubungan yang bagus dengan Amerika Serikat dan siap bekerja sama mengatasi sejumlah permasalahan, seperti isu imigrasi.

“Ketika membahas soal repatriasi, kami akan selalu menerima kedatangan warga Meskiko ke wilayah kami dengan tangan terbuka,” demikian keterangan Kementerian Luar Negeri Meksiko

Baca selengkapnya di sini 

3. Penghentian Sementara Bantuan dari Amerika Serikat Berdampak ke Pengungsi Afghanistan

Keputusan Donald Trump untuk membekukan sementara bantuan Amerika Serikat ke luar negeri telah berdampak luas. Contohnya, sejumlah penerbangan yang akan membawa lebih dari 40 ribu warga Afghanistan dengan visa khusus ke Amerika Serikat telah membuat mereka berisiko mendapat balasan dari Taliban

Sumber di pemerintah Amerika Serikat pada Sabtu, 25 Januari 2025, mengatakan banyak warga Afghanistan yang hendak terbang ke Amerika Serikat, terkatung-katung. Sisanya, calon pengungsi dari Pakistan, Qatar dan Albania. Shawn VanDiver, Kepala #AfghanEvac, mengatakan koalisi utama veteran dan kelompok-kelompok pengacara yang bekerja sama dengan Pemerintah Amerika Serikat akan mengevakuasi dan memukimkan kembali warga Afghanistan, yang pernah bekerja untuk Amerika Serikat selama 20 tahun perang berkecamuk.  

Akan tetapi, evakuasi itu tertunda karena buntut perintah eksekutif yang diterbitkan Trump yang menghentikan sementara bantuan Amerika Serikat ke luar negeri hingga menunggu proses evaluasi efisiensi dan konsistensi lewat kebijakan ‘America First’. Para ahli dan kelompok-kelompok advokasi mengatakan penghentian sementara bantuan asing bisa mengarah kekacauan di Amerika Serikat dan operasi bantuan asing serta terhentinya program nutrisi, kesehatan dan vaksin

Baca selengkapnya di sini

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |