Top Nasional: Respons Dasco soal Instruksi Megawati Ihwal Retret Kepala Daerah, Aksi Indonesia Gelap

11 hours ago 9

TEMPO.CO, Jakarta - Berita yang menarik perhatian pembaca hingga Sabtu pagi, 22 Februari 2025 di antaranya Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad yang merespons penundaan keberangkatan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menuju retret kepala daerah di Akademi Militer, Magelang.

Kemudian, pernyataan kemenangan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) saat Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menemui massa aksi bertajuk Indonesia Gelap di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis, 20 Februari 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut cuplikan tiga berita paling diminati pembaca pada Jumat kemarin:

1. Respons Dasco Soal Instruksi Megawati Tunda Kader PDIP Berangkat Retret

Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad tak banyak bicara saat ditanya mengenai penundaan keberangkatan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menuju retret kepala daerah di Akademi Militer, Magelang. Menurut dia, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian akan menangani urusan tersebut.

"Itu biar urusan Pak Mendagri lah, kan retret itu dia yang bikin acara," kata Dasco saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan pada Jumat, 21 Februari 2025.

Dasco belum mau memberikan keterangan saat ditanya mengenai respons Presiden Prabowo terhadap isu ini. Wakil Ketua DPR RI ini mengaku sedang sakit maag sejak kemarin dan tidak bisa banyak berkomentar.

Baca selengkapnya di sini.

2. Mensesneg Temui Massa Aksi 'Indonesia Gelap' di Jakarta, BEM SI Nyatakan Menang

Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menyatakan telah menang saat Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menemui massa aksi di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis, 20 Februari 2025. Kehadiran Mensesneg itu menghentikan amarah mahasiswa yang sebelumnya sempat mendorong barrier beton saat unjuk rasa berlangsung. “Kita buktikan hari ini, mahasiswa yang ada di Patung Kuda hari ini, menang,” kata salah seorang orator massa aksi melalui pengeras suara.

Adapun kehadiran Mensesneg untuk menemui massa aksi itu atas perintah Presiden Prabowo Subianto. Mahasiswa menolak untuk pergi dari lokasi aksi sebelum pihak Istana Negara menemui mereka.

Prasetyo mengklaim bangga atas demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa karena sudah berani memperjuangkan aspirasinya. “Bagi saya apa yang saudara perjuangkan adalah bagian yang selama ini kami perjuangkan,” kata Prasetyo, di atas mobil komando massa aksi.

Baca selengkapnya di sini.

3. Penasihat Hukum: Kasus Hasto Direspons Berlebihan, Seperti Kasus Terorisme

Penasihat hukum Sekretaris Jenderal PDIP Todung Mulya Lubis menilai, respons penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan kepolisian soal kasus Hasto Kristiyanto cenderung berlebihan. Menurut dia, dalam agenda pemeriksaan Hasto Kristiyanto pada Kamis, 20 Februari 2025, kepolisian mengerahkan personelnya dalam jumlah yang terlalu besar.

"Ini respons yang berlebihan, kasus Hasto seperti kasus terorisme, kasus kriminal kelas kakap," kata Todung dalam konferensi pers di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Kamis malam, 20 Januari 2025.

Ia menilai, respons kepolisian yang ditugaskan untuk menjaga keamanan di Gedung KPK, semestinya bisa dilakukan secara umumnya, yaitu tak perlu mengerahkan personel dalam jumlah besar. Ketidakpatuhan KPK ini, kata dia, akan berdampak buruk pada citra dan kepercayaan publik terhadap Komisi antirasuah.

"Ini menjadi era yang lebih gelap," ucap mantan Duta Besar Indonesia untuk Norwegia itu.

Baca selengkapnya di sini.

Hammam Izzuddin, Alif Ilham Fajriadi, dan Andi Adam Fathurrahman berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |