TPS Krisak Jadi Gunung Sampah! Bau Menyengat Bikin Mual, Dinas Sebut Dari Luar Wilayah

3 hours ago 7
SampahTPS Krisak Selogiri Wonogiri. Istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tumpukan sampah di Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) Krisak, Kecamatan Selogiri, Wonogiri, kian menimbulkan keresahan warga. Setiap hari, lokasi yang berada di belakang Terminal Induk Giri Adipura Wonogiri itu disesaki gunungan sampah yang tak kunjung terangkut hingga mengeluarkan bau menyengat dan polusi udara yang mengganggu aktivitas warga dan pengguna jalan.

Pantauan di lapangan, tumpukan sampah terlihat menjalar hingga ke pinggir jalan Krisak–Tawangsari yang menghubungkan Wonogiri dengan Kabupaten Sukoharjo. Kondisinya semakin parah ketika hujan turun di malam hari, menyebabkan aroma busuk menyebar ke pemukiman sekitar.

“Kalau pagi sampai sore baunya luar biasa. Apalagi habis hujan, bisa bikin mual,” ujar Tono, salah satu warga, Rabu (29/10/2025).

Warga berharap Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Wonogiri segera mengambil tindakan tegas agar sampah di TPS Krisak tak terus menumpuk. Mereka khawatir, jika dibiarkan, bisa memicu penyakit dan mencoreng wajah kota Wonogiri yang sedang gencar menata kebersihan.

Sejumlah warga mendesak Pemkab Wonogiri untuk tidak menunggu bantuan pusat dan mencari solusi cepat agar TPS Krisak tidak menjadi sumber penyakit dan pencemaran. Mereka berharap ada penambahan armada pengangkut dan penegakan aturan pembuangan sampah lintas wilayah.

“Kalau menunggu bantuan pusat bisa lama. Harus ada tindakan nyata dari pemerintah daerah,” keluh seorang warga lainnya.

DLH Janji Turunkan Pasukan Kuning

Menanggapi keluhan warga, Kepala DLH Wonogiri, Bahari, memastikan pihaknya akan segera mengerahkan pasukan kuning untuk mengangkut sampah di TPS Krisak ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Wonogiri di Kecamatan Ngadirojo.

Bahari mengakui, volume sampah di titik tersebut meningkat signifikan karena bukan hanya berasal dari pedagang terminal dan warga sekitar, tetapi juga dari wilayah perbatasan kabupaten.

“Kami akan atur jadwal tambahan untuk pengangkutan. Sampah di Krisak memang sudah berlebihan karena banyak yang membuang dari luar wilayah,” ujar Bahari.

3 Tahun Menunggu Bantuan TPS3R

Bahari menambahkan, pihaknya sebenarnya sudah mengajukan permohonan pembangunan TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce-Reuse-Recycle) ke Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Sanitasi sejak tiga tahun lalu. Namun, hingga kini belum ada tanggapan.

“Kalau ada TPS3R di wilayah perkotaan seperti Krisak, beban pengangkutan ke TPA akan jauh berkurang. Kami sudah usulkan sejak lama, tapi belum direspons,” ungkapnya.

Sebagai perbandingan, TPS3R yang sudah ada di Kecamatan Wuryantoro dan Jatipurno dibangun dengan anggaran sekitar Rp600–700 juta dan terbukti mampu menekan penumpukan sampah secara signifikan. Aris Arianto

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |