Ousmane Dembele dari Paris Saint Germain memegang trofi Ballon dOr 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu momen menentukan gelar pertama Paris Saint-Germain di Liga Champions di tengah keramaian Allianz Arena, Munchen. Mata Ousmane Dembele tertuju pada kiper Inter Milan, Yann Sommer.
Tatapan penyerang Prancis itu bukan sekadar ancaman, melainkan simbol seorang pemain yang telah berubah.
Gambar Dembele yang menatap tajam ke arah Sommer sebelum tendangan sapuan terburu-buru, menggambarkan tekad yang membantu menghasilkan kemenangan 5-0 dan membawa PSG meraih gelar Eropa yang dinanti-nantikan.
Hal ini mengikuti performa individu Dembele yang menempatkannya di antara favorit untuk memenangkan Ballon d’Or. Ia menerima penghargaan bergengsi tersebut dalam sebuah upacara di Paris pada Senin.
Sejak kedatangannya dari Barcelona pada 2023, Dembele telah diubah oleh Luis Enrique, berkembang dari sayap yang tidak stabil menjadi penyerang yang lengkap. Pelatih Spanyol itu secara bertahap memindahkan pemain Prancis itu ke posisi tengah dan memberinya kebebasan untuk bergerak.
“Pelatih memberi saya banyak kebebasan di lapangan,” kata Dembele. “Saya tidak dipaksa untuk tetap di ujung serangan seperti nomor sembilan. Saya hanya berusaha menciptakan ruang dan menimbulkan sedikit kekacauan di lini tengah.”
Penilaian Luis Enrique sangat tegas setelah Dembele mencetak dua hat-trick berturut-turut musim lalu.
“Ousmane bisa menjadi pemain yang dia inginkan,” katanya. “Jika dia tetap percaya diri di depan gawang, dia tak tertandingi. Dia bisa mencetak gol dari posisi mana pun, bahkan dengan kepalanya. Dia adalah pemain yang luar biasa.”
Kebebasan itu telah terwujud dalam musim paling produktif dalam karier Dembele.
Dia menyelesaikan musim 2024/2025 dengan 35 gol dan 14 assist dalam 53 penampilan di semua kompetisi bersama klub ibu kota, termasuk 21 gol di Ligue 1 untuk menjadi top scorer. Dia memberikan dua assist di final Liga Champions saja.
Selain gol, kerja pertahanannya menjadi ciri khas. Di Munchen, Dembele melakukan sprint lebih banyak daripada pemain PSG lainnya. Menurut data kinerja UEFA, memimpin tekanan yang mengganggu barisan belakang Inter sejak peluit pertama.
sumber : Reuters