Tuh Kan... Makanan Cepat Saji dengan Cepat Mengganggu Daya Ingat dan Kesehatan Otak

1 hour ago 5

Home > Didaktika Sunday, 21 Sep 2025, 08:17 WIB

Intervensi sederhana, seperti puasa intermiten atau modifikasi pola makan, sudah cukup untuk menormalkan fungsi sel otak dan memulihkan kinerja memori.

hellosehathellosehat

Sebuah studi baru dari Fakultas Kedokteran UNC, yang diterbitkan dalam Neuron, memberikan bukti nyata tentang bagaimana makanan cepat saji tinggi lemak dapat dengan cepat memengaruhi fungsi otak dan daya ingat.

Para peneliti menemukan bahwa bahkan hanya beberapa hari menjalani diet tinggi lemak —mirip dengan makanan cepat saji khas Barat— dapat mengubah aktivitas sel-sel otak tertentu di hipokampus, pusat otak untuk memori dan pembelajaran.

Dipimpin oleh Dr. Juan Song dan Dr. Taylor Landry, studi ini berfokus pada sekelompok neuron yang disebut interneuron CCK.

Sel-sel ini menjadi hiperaktif setelah tikus diberi diet tinggi lemak, bukan karena penambahan berat badan atau diabetes, tetapi karena kemampuan otak yang terganggu untuk menyerap glukosa.

Aktivitas berlebih ini mengganggu cara hipokampus memproses memori, menunjukkan bagaimana perubahan pola makan dapat memengaruhi fungsi otak hampir seketika.

Para peneliti menemukan bahwa gangguan ini terkait dengan protein yang disebut PKM2, yang mengontrol penggunaan energi dalam sel-sel otak.

Ketika penyerapan glukosa otak berkurang, interneuron CCK menjadi terlalu aktif, yang menyebabkan masalah memori.

Yang penting, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa memulihkan kadar glukosa di otak menenangkan neuron dan meningkatkan daya ingat pada tikus.

Intervensi sederhana, seperti puasa intermiten atau modifikasi pola makan, sudah cukup untuk menormalkan fungsi sel otak dan memulihkan kinerja memori.

Penelitian ini menggarisbawahi betapa sensitifnya sirkuit memori terhadap pola makan dan bagaimana kebiasaan makan yang buruk dapat meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif seperti demensia dan Alzheimer.

Penelitian ini juga menunjukkan strategi baru untuk pencegahan: intervensi yang berfokus pada keseimbangan glukosa di otak dapat melindungi daya ingat dan mengurangi penurunan kognitif jangka panjang yang terkait dengan obesitas dan gangguan metabolisme.

“Penelitian ini menunjukkan kepada kita seberapa cepat otak dapat merespons apa yang kita makan,” kata Dr. Song.

“Dan ini menyoroti bagaimana intervensi dini yang terarah—baik melalui nutrisi maupun pengobatan—dapat menjaga fungsi otak dan menurunkan risiko masalah memori yang serius.”

Studi yang sedang berlangsung bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana efek pola makan ini dapat memengaruhi perkembangan penyakit Alzheimer dan apakah pola makan penstabil glukosa dapat memberikan perlindungan kognitif jangka panjang pada manusia.

Studi ini dipublikasikan di Neuron.

Image

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |