Turki Berdiplomasi Sejuk Damaikan Pakistan-Afghanistan Setelah Berhasil Pertemukan Ukraina-Rusia

2 hours ago 7

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Turki kembali menegaskan peran pentingnya sebagai mediator ulung dalam meredakan ketegangan global. Kali ini, fokus diplomasi Ankara diarahkan untuk mendamaikan dua tetangganya yang sedang berkonflik, Pakistan dan Afghanistan, yang terlibat dalam bentrokan perbatasan.

Upaya ini secara efektif menguntungkan reputasi Turki sebagai aktor geopolitik yang menyejukkan di tengah polarisasi yang terjadi di berbagai kawasan dunia.

Turki telah menorehkan keberhasilan diplomatik yang signifikan dalam memediasi konflik besar antara Rusia dan Ukraina. Pada tahap awal invasi, Turki menjadi tuan rumah bagi beberapa putaran pembicaraan damai, termasuk pertemuan tingkat tinggi antara menteri luar negeri kedua negara di Antalya pada Maret 2022.

Puncak keberhasilan mediasi Turki terjadi di Istanbul pada 22 Juli 2022, ketika PBB, Turki, Rusia, dan Ukraina menandatangani Black Sea Grain Initiative (Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam).

Perjanjian ini, yang berlaku efektif hingga Juli 2023, membuka blokade ekspor biji-bijian Ukraina yang vital melalui Laut Hitam, meredakan krisis pangan global, dan menunjukkan peran krusial Turki sebagai jembatan diplomatik yang netral.

Kini, Turki kembali menerapkan pendekatan diplomatik yang sama untuk meredakan ketegangan antara Afghanistan dan Pakistan yang memanas sejak Oktober 2025. Melalui inisiatif Presiden Erdogan, Turki menjadi fasilitator pembicaraan yang bertujuan mencapai gencatan senjata dan stabilitas di perbatasan Garis Durand.

Delegasi tingkat tinggi Turki dijadwalkan mengunjungi Pakistan pada pertengahan November 2025 untuk mengawal proses ini. Keberhasilan dalam memediasi krisis pangan Ukraina dan upayanya saat ini dalam mendamaikan Afghanistan-Pakistan memperkuat reputasi Turki sebagai aktor geopolitik yang efektif dan menyejukkan di tengah polarisasi global.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan bahwa delegasi tingkat tinggi yang terdiri atas menteri luar negeri, menteri pertahanan, dan kepala intelijen Ibrahim Kalin akan mengunjungi Pakistan pekan depan. Misi utama mereka adalah mengawal tercapainya gencatan senjata yang langgeng antara Pakistan dan Afghanistan.

Langkah ini merupakan kelanjutan dari putaran ketiga pembicaraan yang sebelumnya telah dimulai di Istanbul. Negosiasi tersebut bertujuan mencari solusi konkret untuk mengurangi bentrokan di perbatasan Garis Durand, mencegah serangan lintas batas, serta memperkuat kerja sama dalam memerangi terorisme yang menjadi momok bersama.

Garis Durand (Durand Line) adalah perbatasan darat internasional yang disengketakan dan membentang sepanjang 2.640 kilometer, memisahkan Afghanistan dan Pakistan. Garis ini ditetapkan pada tahun 1893 melalui perjanjian antara Sir Mortimer Durand dari pihak Inggris-India dan Emir Abdur Rahman Khan dari Afghanistan, dengan tujuan membatasi lingkup pengaruh mereka di wilayah tersebut.

sumber : Antara

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |