TEMPO.CO, Jakarta - Perang Israel Hamas telah menghancurkan perekonomian Palestina dan menyebabkan hampir seluruh penduduk Gaza berada dalam kemiskinan, dengan indikator-indikator kualitas hidup seperti kesehatan dan pendidikan yang mundur 70 tahun ke belakang, demikian ungkap badan pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa, 22 Oktober 2024.
Meluncurkan sebuah studi tentang dampak sosial ekonomi perang, Chitose Noguchi dari UNDP mengatakan bahwa ekonomi wilayah Palestina - Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diduduki Israel - sekarang 35% lebih kecil dari pada saat awal agresi Israel ke Gaza setahun yang lalu.
Dalam beberapa ukuran, tingkat kemiskinan di Gaza kini mendekati 100% sebagai akibat dari gangguan tersebut, dengan tingkat pengangguran mencapai 80%, kata Noguchi.
"Negara Palestina mengalami kemunduran yang belum pernah terjadi sebelumnya," katanya dalam sebuah konferensi pers PBB di Jenewa melalui sambungan telepon dari Deir Al-Balah. "Untuk Gaza, kemunduran pembangunan diperkirakan mencapai 70 tahun ke tahun 1955."
Bahkan dalam kondisi optimal, dengan bantuan internasional yang tetap pada tingkat saat ini dan mengalir ke Gaza dan Tepi Barat tanpa hambatan, masih diperlukan waktu setidaknya satu dekade untuk memulihkan output ekonomi ke tingkat sebelum perang, katanya.
Kehancuran Luar Biasa
Perang yang dilancarkan Israel setelah serangan Hamas ke wilayahnya pada 7 Oktober tahun lalu yang menewaskan sekitar 1.200 orang, telah membawa kehancuran yang luar biasa di Jalur Gaza.
Sekolah, rumah sakit, dan infrastruktur penting lainnya telah rata dengan tanah. Hampir 43.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, menurut data kementerian kesehatan.
Sekitar 3,3 juta warga Palestina, 2,3 juta di antaranya di Gaza dan 1,5 juta di antaranya adalah anak-anak, membutuhkan bantuan kemanusiaan yang mendesak, demikian laporan tersebut.
Biaya perbaikan infrastruktur yang rusak diperkirakan mencapai $18,5 miliar, hampir seluruh hasil ekonomi tahunan wilayah Palestina pada tahun 2022.
Perang telah membawa dampak yang sama parahnya terhadap sumber daya manusia, laporan tersebut menambahkan, dengan 625.000 siswa di Gaza tidak memiliki akses ke pendidikan pada akhir September dan 93% bangunan sekolah rusak parah.
Situasi yang sama juga terjadi pada pelayanan kesehatan. Sebanyak 986 petugas kesehatan telah terbunuh hingga akhir September, dan kurang dari separuh puskesmas bahkan hanya berfungsi sebagian.
Perang Israel di Gaza telah memundurkan indikator pembangunan seperti kesehatan dan pendidikan selama hampir 70 tahun, demikian temuan laporan terbaru PBB, dengan jutaan orang Palestina lainnya jatuh di bawah garis kemiskinan.