Universitas Amikom Tunggu Penjelasan Polisi soal Tewasnya Mahasiswa Rheza Sendy Pratama

4 hours ago 6

Ilustrasi mayat | pixabay

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Suasana duka menyelimuti keluarga besar Universitas Amikom Yogyakarta setelah salah satu mahasiswanya, Rheza Sendy Pratama (21), meninggal dunia pada Minggu (31/8/2025).

Rheza, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi angkatan 2023, dikabarkan tewas usai terlibat dalam aksi massa di kawasan Ring Road Utara, tepat di depan Mapolda DIY. Hingga kini pihak kampus masih menunggu penjelasan resmi dari kepolisian terkait penyebab kematiannya.

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Achmad Fauzi, S.E., M.M., menuturkan kabar tersebut baru diterima pihak kampus pada siang hari. “Kejadian ini berada di luar pantauan kampus. Kami juga belum memperoleh kronologi jelas dari aparat kepolisian. Saat ini perhatian kami lebih pada mendampingi keluarga almarhum,” ujarnya ketika ditemui di rumah duka, Sendangadi, Mlati, Sleman.

Menurut Fauzi, informasi awal diterima dari Presiden Mahasiswa Amikom. Kampus pun belum mengambil langkah lebih jauh, baik advokasi maupun komunikasi resmi dengan kepolisian. “Kami prihatin sekaligus sangat kehilangan. Peristiwa ini mestinya bisa dicegah apabila semua pihak mampu menahan diri,” imbuhnya.

Suasana haru tampak di rumah duka Jaten, Sendangadi. Ratusan pelayat, sebagian besar rekan sebaya almarhum, hadir mengiringi pemakaman di TPU Sasanalaya Jatisari. Tangis keluarga pecah ketika jenazah yang baru duduk di semester V itu dikebumikan.

Ayah korban, Yoyon Surono, masih tak percaya putra bungsunya pulang dalam keadaan tak bernyawa. Ia menceritakan semula Rheza berpamitan hendak ngopi bersama teman. Namun Minggu pagi, Yoyon justru menerima kabar dari tetangga bahwa KTP anaknya sudah berada di RSUP dr. Sardjito.

“Saat saya ikut memandikan jenazah, hampir seluruh tubuhnya penuh memar. Leher belakang harus diluruskan karena posisinya seperti patah, pelipis bocor, dan di dada maupun perut ada bekas sepatu PDL,” tutur Yoyon dengan suara bergetar.

Pihak keluarga menolak visum dari kepolisian. “Sudah cukup bagi kami, yang penting anak saya bisa segera dimakamkan,” kata Yoyon.

Sementara itu, Polda DIY hingga kini belum memberikan keterangan soal meninggalnya Rheza. Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Ihsan, hanya menjelaskan bahwa sejak Sabtu (30/8/2025) malam hingga Minggu pagi terjadi kericuhan di depan Mapolda DIY.

Menurut Ihsan, sekitar pukul 21.40 WIB sekelompok massa melakukan pelemparan batu, petasan, hingga bom molotov ke arah petugas. Situasi semakin memanas ketika warga sekitar turut turun ke jalan karena merasa terganggu. Kedua kelompok akhirnya saling melempar batu hingga dini hari.

“Sekitar pukul 06.00 WIB massa bisa dibubarkan oleh gabungan personel TNI dan Polri. Saat ini sejumlah orang telah diamankan, termasuk pelajar SMP dan SMA, bahkan ada yang positif menggunakan narkoba,” ungkap Ihsan.

Barang bukti yang disita antara lain senjata tajam dan bom molotov. Ihsan menyebut enam orang mengalami luka, lima di antaranya dari kelompok massa dan satu anggota polisi.

Namun mengenai jatuhnya korban jiwa dari pihak mahasiswa, Ihsan belum memberikan penjelasan. Pihak Amikom berharap kepolisian segera membuka informasi transparan mengenai kejadian tersebut.

“Bagaimanapun, almarhum adalah mahasiswa kami. Kampus akan mengkaji langkah selanjutnya, termasuk kemungkinan advokasi,” tegas Fauzi. [*] Berbagai sumber

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |