KLATEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Memang tak tanggung-tanggung. Di Klaten sebanyak 288 ekor ular dari berbagai jenis bermunculan. Tapi tunggu dulu! Kemunculan mereka terjadi sepanjang tahun 2025 ini.
Data itu bukan asal sebut. Berdasarkan catatan resmi Seksi Pemadam Kebakaran (Damkar) Satpol PP Klaten, laporan warga tentang ular yang masuk ke rumah maupun pekarangan terus berdatangan hampir setiap pekan.
Kabid Damkar Satpol PP Klaten, Sumino, mengungkapkan, hingga akhir Oktober 2025 saja sudah ada 288 pengaduan warga terkait keberadaan ular. Seluruh laporan ditangani petugas yang siaga 24 jam.
“Laporan yang masuk macam-macam, dari ular sanca, kobra Jawa, sampai ular cecak. Semua kami tangani dan setelah diamankan, kami serahkan ke komunitas penyelamat ular untuk dikembalikan ke habitatnya,” ujar Sumino, Kamis (13/11/2025).
Ia menambahkan, jumlah itu meningkat dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan ini diduga karena perubahan ekosistem yang membuat mangsa alami ular berkurang, sehingga hewan melata itu lebih sering muncul di permukiman.
“Faktor keseimbangan alam mungkin terganggu, jadi ular mencari makan lebih jauh dari sarangnya,” imbuhnya.
Salah satu laporan terbaru datang dari Desa Birit, Kecamatan Wedi, di mana petugas Damkar mengevakuasi seekor ular cecak sepanjang 30 sentimeter yang bersembunyi di balik wallpaper rumah warga. Sehari sebelumnya, tim juga menangani ular bandotan macan sepanjang 1,5 meter yang melilit di atap rumah warga di Desa Joton, Kecamatan Jogonalan.
“Prosesnya kadang butuh waktu, apalagi kalau ular bersembunyi di celah atap atau lubang sempit,” kata seorang anggota tim Damkar.
Namun yang paling menghebohkan terjadi di Desa Boto, Kecamatan Wonosari, akhir Oktober lalu. Sebanyak 16 ekor anakan kobra Jawa ditemukan berjejal dalam satu lubang di area pembangunan rumah warga.
Koordinator Relawan Exalos Indonesia Klaten, Raditya Saiful Fauzi atau Bolang, menceritakan, penemuan itu berawal dari laporan tukang bangunan yang melihat ular kecil melintas ke sebuah lubang. Saat digali, ditemukan dua sarang—satu berisi 25 telur yang belum menetas dan satu lagi berisi 16 anakan yang baru menetas.
“Induknya belum kami temukan. Tapi di sekitar situ ada tiga kulit ular yang tertinggal, jadi kemungkinan induk memang masih ada di sekitar lokasi,” jelas Bolang.
Menurutnya, Oktober hingga Maret merupakan musim berkembang biak ular, sehingga kemungkinan kemunculan ular—terutama jenis berbisa—akan lebih sering terjadi di musim penghujan ini.
“Warga sebaiknya waspada, terutama kalau menemukan anak ular. Jangan coba menangkap sendiri. Hubungi Damkar atau relawan penyelamat,” pesannya.
Pihak Damkar Klaten juga mengimbau masyarakat agar tidak panik bila melihat ular masuk ke rumah. Warga cukup melapor ke nomor darurat 0858-6000-0113, dan petugas akan segera datang ke lokasi.
“Yang penting jangan dibunuh atau diusik. Amankan dulu diri dan keluarga, pantau pergerakan ular sampai kami tiba,” papar Sumino. [*] Disarikan dari sumber berita media daring
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

















































