Waduk Kedungombo Jadi Andalan Irigasi, Kementerian PU Tegaskan Dukungan bagi Ketahanan Pangan

5 days ago 16

(Beritadaerah-Jakarta) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memastikan Waduk Kedungombo dimanfaatkan secara optimal untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Infrastruktur yang berada di perbatasan Desa Rambat dan Desa Juworo, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, itu disebut menjadi salah satu kunci dalam upaya mewujudkan swasembada pangan sebagaimana tertuang dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

Menteri PU Dody Hanggodo menilai ketersediaan air yang stabil sangat menentukan keberlanjutan produksi pertanian. Ia menjelaskan bahwa Waduk Kedungombo merupakan bagian penting dari sistem irigasi yang menyalurkan air secara efisien ke lahan sawah. Pengelolaan air yang baik diyakini mampu meningkatkan intensitas tanam, sehingga petani dapat memperoleh hasil panen lebih dari sekali dalam setahun.

Pengelolaan jaringan irigasi waduk tersebut berada di bawah Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Operasi dan pemeliharaan dilakukan secara menyeluruh, mencakup penyusunan rencana tata tanam, pembagian air, pemantauan sistem distribusi, serta perawatan jaringan primer, sekunder, hingga tersier.

Penyusunan rencana tahunan untuk penyediaan air, pembagian, maupun pemeliharaan irigasi melibatkan Komisi Irigasi, yang beranggotakan perwakilan pemerintah, kelompok petani pemakai air, hingga pengguna jaringan irigasi di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Kesepakatan mengenai jadwal musim tanam dan pembagian air irigasi dicapai melalui koordinasi antara Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, pemerintah daerah, dinas pertanian, dinas PUPR, TNI/Polri, serta para petani penerima manfaat yang tergabung dalam IP3A dan GP3A.

Saat ini, stok air Waduk Kedungombo tercatat sekitar 472,39 juta meter kubik atau berada di elevasi 87,67 Mdpl. Volume tersebut dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan irigasi pada musim tanam pertama yang akan dimulai September 2025. Waduk ini mampu memasok air untuk area sawah seluas 64.365 hektare, meliputi sejumlah daerah irigasi di Grobogan, Demak, Pati, Kudus, hingga dukungan pompanisasi untuk 1.500 hektare lahan tambahan.

Kementerian PU menekankan perlunya edukasi bagi para petani agar penggunaan air lebih efisien, di antaranya melalui pola tanam teratur, pengairan bergilir, serta pengendalian kebocoran saluran. Langkah tersebut diharapkan meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus menjaga keberlanjutan sumber daya air.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Dwi Purwantoro, menambahkan bahwa bendungan memiliki fungsi ganda: menampung air pada musim penghujan, mengendalikan banjir, serta menjamin ketersediaan air untuk pertanian sepanjang musim tanam. Dengan begitu, indeks pertanaman dapat tetap terjaga.

Waduk Kedungombo sendiri dibangun pada periode 1980–1991 dan mulai diisi pada 14 Januari 1989. Bendungan ini menghimpun air dari lima sungai besar, yakni Serang, Uter, Sentulan, Jenglong, dan Karangboyo.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |