REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Gubernur Kalimantan Selatan, Hasnuryadi Sulaiman, mengatakan, pahlawan itu tak harus identik dengan memanggul senjata berperang melawan penjajah. Siapa saja yang berjasa, berkontribusi dan berjuang total untuk kepentingan bangsa dan negara sesuai dengan perannya layak disebut pahlawan.
“Kita perlu memberi makna baru pahlawan yang lebih luas dan kontekstual sesuai dengan zamannya. Sehingga, semua anak bangsa dari yang miskin sampai yang kaya, dari yang berpendidikan rendah sampai tinggi punya kesempatan yang sama untuk menjadi pahlawan,” kata Hasnur, dalam siaran pers, Senin (10/11/2025).
Wagub Hasnur menyebut sejumlah profesi atau pekerjaan yang juga bisa disebut sebagai pahlawan masa kini. Misalnya, seorang guru ngaji di kampung yang sudah bertahun-tahun mengajari anak-anak tanpa memikirkan berapa honor yang diperolehnya, juga layak disebut pahlawan.
“Seorang guru honorer yang harus menempuh perjalanan cukup jauh dengan berjalan kaki demi mengajari anak-anak didiknya meski hanya dapat honor 200 ribu per bulan, juga pantas dianggap pahlawan,. Begitu juga dengan petigas kebersihan yang rela memunguti sampah-sampah dengan honor seadaanya, juga pahlawan,” katanya.
Menurut Hasnur, pemaknaan baru pahlawan tersebut, sangat penting untuk memberikan apresiasi kepada siapa saja, warga bangsa ini yang dengan suka rela mau berjuang buat kepentingan orang banyak. Termasuk, para petani yang berjuang total untuk menjaga ketahanan pangan nasional, juga pahlawan.
“Pangan itu kan sebuah kebutuhan vital bangsa ini. Jadi, kalau ada warga kita yang memilih profesinya sebagai petani, apalagi dengan berbagai penemuan yang bisa membuat padi tumbuh subur, harus diapresiasi sebagai pahlawan. Kenapa, karena memberi manfaat kepada jutaan rakyat Indonesia,” jelasnya.
Hasnur mengajak seluruh warga dimana saja untuk berlomba-lomba menjadi pahlawan dalam arti yang luas dan kontekstual tadi. Termasuk, seorang politisi, pejabat dan penegak hukum yang karena jabatannya dia bisa istiqomah untuk bersikap adil dan tidak korup meskipun godaan didepan mata sangat menggiurkan, juga layak disebut pahlawan,” tegasnya.
Terkait dengan isu kontroversial keputusan pemerintah dalam memilih siapa saja tokoh yang layak menjadi pahlawan, khususnya mantan Presiden Soeharto, Hasnur mengatakan, sebaiknya diserahkan saja kepada pemerintah. Karena apa yang diputuskan itu pasti sudah mempertimbangkan plus minusnya, baik buruknya, manfaat dan mudhorotnya.
“Yang pasti, tak mudah untuk menentukan siapa saja sosok yang layak menjadi pahlawan dalam arti yang formal. Kenapa? Karena semua orang, siapapun pasti punya kelemahan dan kekurangannya. Tak ada figur pemimpin yang sempurna," ungkapnya.

2 hours ago
8








































