(Beritadaerah-Surabaya) Dalam rangkaian menyambut Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-732 di Halaman Balai Kota, Taman Surya, Sabtu (31/5), Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Upacara Resepsi. Dalam sambutannya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan komitmen kota untuk terus “Tumbuh Semakin Kuat” melalui berbagai prioritas pembangunan yang selaras dengan Asta Cita Presiden RI dan Nawa Bhakti Satya Gubernur Jawa Timur.
Dipaparkan Wali Kota Eri Cahyadi bahwa secara komprehensif capaian pembangunan kota dan strategi ke depan untuk mengatasi berbagai tantangan. Tujuh fokus utama pembangunan yang menjadi perhatian Pemkot Surabaya adalah mengurangi kemiskinan, mengurangi pengangguran, menurunkan angka kematian ibu dan bayi, menurunkan stunting, meningkatkan pembangunan manusia, mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Wali Kota Eri menegaskan bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi prioritas utama dan kunci masa depan Kota Pahlawan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Surabaya pada tahun 2024 mencapai 84,69 persen, menjadikannya IPM tertinggi di Jawa Timur.
“Komitmen ini diwujudkan melalui alokasi anggaran pendidikan yang mencapai lebih dari 20 persen atau Rp2,5 triliun,” kata Wali Kota Eri.
Di bidang kesehatan, usia harapan hidup di Surabaya telah mencapai 76 tahun. Upaya peningkatan layanan kesehatan mencakup pembangunan 3 RSUD baru (Surabaya Timur, Selatan, dan Utara), Puskesmas dengan Layanan Pediatri dan Obgyn, penyediaan 1 Kelurahan 1 Ambulance, dan penempatan 1 tenaga kesehatan di setiap Balai RW. Program inovatif seperti Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) dan telah meluluskan lebih dari 15.000 orang tua, serta Integrasi Layanan Primer (ILP) dengan 1 (Puskesmas Pembantu (Pustu) di setiap kelurahan dan 930 Posyandu Keluarga.
Penurunan stunting dan penanganan kemiskinan juga berbuah manis. Wali Kota Eri dengan bangga mengumumkan penurunan prevalensi stunting yang signifikan, dari 28,9 persen pada tahun 2021 menjadi 1,6 persen pada tahun 2023.
Dalam upaya mengurangi kemiskinan, Surabaya berhasil menurunkan angka kemiskinan menjadi 3,96 persen dan mencapai nol jiwa untuk kemiskinan ekstrem. Jumlah penduduk miskin pada Mei 2025 tersisa 68.243 jiwa atau 25.188 KK dari 69.228 jiwa pada 2024. Inovasi seperti penataan Kampung Kumuh di 1001 Malam, peningkatan pendapatan UMKM melalui ePeken, bantuan modal usaha, dan program padat karya yang melibatkan 35.638 KK telah memberikan dampak nyata. Selain itu, pemberian BPJS Ketenagakerjaan bagi tenaga non-ASN dan warga pelayan masyarakat mencakup 85.329 orang, serta program tebus ijazah untuk 3.111 pelajar. Berbagai bantuan sosial dan subsidi listrik untuk lansia juga turut meringankan beban gamis.
Tak hanya itu saja, ekonomi Surabaya menunjukkan pertumbuhan yang impresif sebesar 5,76 persen, melampaui rata-rata Jawa Timur 4,93 persen dan nasional 5,03 persen. Tingkat pengangguran berhasil ditekan menjadi 4,91 persen atau 79.767 jiwa, dengan lebih dari 75 ribu orang mendapatkan pekerjaan dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 9,79 persen atau 154.896 jiwa.
Upaya peningkatan ekonomi meliputi pendampingan 31 ribu UMKM, fasilitasi 810 sertifikasi halal, dan transaksi e-Peken yang menembus Rp182 miliar. Lebih dari 10 ribu wirausahawan baru juga bermunculan.
Pengembangan urban tourism seperti Tunjungan Romansa, Wisata Kalimas, Adventure Land Romokalisari, Wisata Mangrove, dan Kawasan Kota Lama telah menarik lebih dari 21 juta wisatawan, menggerakkan UMKM, hunian perhotelan, restoran, dan rumah makan.
Wali Kota Eri Cahyadi juga memaparkan kemajuan signifikan dalam bidang infrastruktur. Sebanyak 1.180 balai RW telah direvitalisasi, dan 271 titik genangan telah berkurang, menyisakan 180 titik genangan hingga tahun 2024. Sejak 2021, pembangunan dan pemeliharaan jalan kota dan lingkungan mencapai 164,82 kilometer di 1.967 lokasi dengan anggaran Rp1,2 triliun, serta saluran drainase sepanjang 216,66 kilometer di 2.302 lokasi dengan anggaran Rp1,84 triliun.