Walkot Terima Penghargaan Semarang Sebagai Kota Pionir Inklusi Sosial

14 hours ago 16

Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menorehkan prestasi gemilang sebagai Kota Pionir Pembangunan Inklusi Sosial dalam ajang yang diselenggarakan Institute For Democracy and Peace (SETARA) bekerja sama dengan INKLUSI, platform Kemitraan Indonesia-Australia, baru-baru ini.

Direktur Eksekutif SETARA, Halili Hasan, menyerahkan penghargaan kepada Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng dengan diwakili Plt. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang, Joko Hartono di Hotel Bidakara Jakarta, Kamis (6/3). Raihan ini menjadi bukti komitmen Pemkot Semarang terhadap pengarusutamaan inklusi sosial dalam pembangunan.

"Terima kasih, ini prestasi yang membanggakan. Keberhasilan ini merupakan bentuk pengakuan terhadap kualitas kinerja dan capaian pemerintah dalam menjalankan tata kelola yang inklusif guna mencapai kondisi pemenuhan hak-hak warga negara, yang menjadi agenda pembangunan," kata Wali Kota Semarang, Agustina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam acara tersebut, Kota Semarang mendapatkan skor 3,6 yang merupakan nilai tertinggi, sejajar dengan Kota Bandung, Kota Denpasar, Kota Padang, dan Jakarta Selatan. Agustina menyebut, predikat tersebut menjadi motivasi untuk terus menempatkan dan menyelaraskan agenda pembangunan inklusi sosial dalam setiap perencanaan pembangunan daerah.

"Inklusivitas menjadi salah satu fokus kami selama menjabat. Tentunya dengan peringkat ini membuat kami makin bersemangat untuk terus menghadirkan lebih banyak ruang-ruang aksesibilitas dan menjamin ketersediaan layanan publik yang nyaman untuk semua, tanpa diskriminasi," sambungnya.

Pemkot Semarang(Foto: arsip Pemkot Semarang)

Ajang penghargaan itu diselenggarakan bersamaan dengan peluncuran Indeks Inklusi Sosial Indonesia (IISI) oleh SETARA sebagai apresiasi terhadap kondisi inklusi sosial di tingkat nasional dan di 24 kabupaten/kota di Indonesia.

Inklusi sosial yang dimaksud menitikberatkan pada proses dan upaya untuk memberikan kesempatan yang setara bagi setiap individu untuk mendapatkan akomodasi, peluang dan sumber daya, serta berpartisipasi secara bermakna di seluruh dimensi kehidupan, termasuk ekonomi, sosial, budaya, politik, dan lingkungan masyarakat.

Setidaknya, ada dua akumulasi penilaian yang diperoleh Kota Semarang, yakni variabel aspirasional yang menggunakan indikator hak atas kesehatan, pendidikan, ekonomi, keamanan pribadi, lingkungan yang layak, kebudayaan, dan hak atas pekerjaan yang layak; serta variabel pendekatan dengan empat indikator utama berupa rekognisi, partisipasi, resiliensi dan akomodasi pada empat subjek, yaitu perempuan, disabilitas, minoritas agama dan masyarakat adat.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut serta mendorong dan mengawal adopsi inklusi sosial dalam setiap perumusan perencanaan pembangunan, kebijakan daerah, dan rencana kerja. Semoga penghargaan ini menjadi penyemangat kami untuk satu langkah lebih dekat mewujudkan salah satu visi Kota Semarang sebagai kota inklusif," pungkas Agustina.

(rea/rir)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |