WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Puluhan warga dari empat desa di wilayah Kecamatan Ngadirojo dan Kecamatan Wonogiri mendatangi pabrik PT Arena Agro Andalan (AAA) pada Selasa (4/11/2025) siang. Mereka datang bukan tanpa alasan — warga protes keras atas bau limbah menyengat dari pabrik pengolah tepung tapioka, pati jagung, dan turunannya yang dinilai semakin parah dalam beberapa hari terakhir.
Warga yang datang berasal dari Desa Ngadirojo Lor dan Ngadirojo Kidul di Kecamatan Ngadirojo serta Desa Purworejo dan Pokoh Kidul di Kecamatan Wonogiri. Mereka menuntut pihak perusahaan segera menuntaskan persoalan bau limbah yang mengganggu kenyamanan dan aktivitas warga.
Salah satu warga, Giyarto asal Desa Ngadirojo Lor, mengaku bau limbah sudah tak tertahankan.
“Baunya seperti septic tank bocor, mas. Sudah beberapa hari ini makin parah. Kami sudah nggak tahan, makanya warga sepakat datang ke pabrik,” ujarnya dengan nada kesal.
Keluhan senada juga datang dari para pemilik warung makan di sekitar wilayah Ngadirojo. Mereka menilai bau limbah pabrik merugikan pelaku usaha karena pelanggan enggan makan di tempat dengan aroma menyengat.
Taufik Setiawan, pemilik Resto Jawi, mengatakan bahwa bau itu semakin parah dalam 10 hari terakhir.
“Kami cuma minta bau limbah segera ditangani. Pelanggan banyak yang kabur karena baunya menusuk. Kadang malah disangka dari dapur warung, padahal bukan,” tuturnya.
Menanggapi protes tersebut, GM PT AAA Wonogiri, Asep Rivan Saputra, menjelaskan bahwa bau limbah yang dirasakan warga berkaitan dengan kejadian kebakaran di salah satu bagian pabrik bulan lalu. Salah satu produk pabrik, corn steeping liquor (CSL), yang biasanya dijual atau digunakan sebagai bahan pupuk, mengalami fermentasi akibat terkena hujan.
“CSL itu cairan hasil fermentasi dari proses pengolahan jagung. Karena hujan terus-menerus, bahan itu tidak bisa dikontrol dan akhirnya menyebar ke lahan, menyebabkan bau menyengat. Ini sedang kami tangani,” papar Asep.
Ia menegaskan bahwa perusahaan telah mengambil sejumlah langkah, di antaranya mengurangi produksi sementara agar bahan fermentasi tidak menumpuk, serta melakukan pengerukan dan pembersihan area terdampak.
“Kami sudah laporkan ke direksi agar ada percepatan penanganan. Harapannya tidak sampai terjadi skenario terburuk, yaitu pabrik berhenti produksi sementara,” jelasnya.
Dari hasil audiensi antara warga dan pihak pabrik, disepakati bahwa warga memberikan waktu tujuh hari bagi PT AAA untuk menyelesaikan masalah bau limbah tersebut. Bila dalam waktu tujuh hari tidak ada perubahan signifikan, warga mengancam akan menuntut penghentian sementara aktivitas produksi di pabrik.
Situasi audiensi berlangsung cukup kondusif meski sempat diwarnai emosi dari beberapa perwakilan warga. Aparat kepolisian dari Polsek Ngadirojo turut mengawal jalannya pertemuan untuk memastikan kondisi tetap aman. Aris Arianto
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.












































