Warga Giripurwo Resah, Ternak Kambing Dihisap Darahnya hingga Mati

2 weeks ago 7
Ilustrasi kambing mati | kreasi AI

GUNUNGKIDUL, JOGLOSEMARANEWS.COM  – Warga Kalurahan Giripurwo, Kapanewon Purwosari, Kabupaten Gunungkidul, dalam beberapa hari terakhir dihantui kecemasan. Hewan ternak kambing milik mereka ditemukan mati dengan kondisi mengenaskan. Hingga Selasa (2/9/2025), tercatat enam ekor kambing mati dan satu lainnya masih hidup meski menderita luka gigitan.

Lurah Giripurwo, Supriyadi, membenarkan peristiwa tersebut. Ia menyebutkan serangan terjadi beruntun pada Jumat (29/8), Sabtu (30/8), dan Senin (1/9). “Kambing yang mati ditemukan utuh, tidak ada bagian tubuh yang dimakan. Tapi ada bekas gigitan di leher dan tubuh, seolah darahnya disedot,” ungkapnya.

Supriyadi menambahkan, serangan selalu berlangsung pada malam hingga dini hari, saat kandang tak terawasi. Warga bahkan sempat melihat sosok hewan menyerupai anjing, namun ukurannya lebih besar dari biasanya. “Fenomena seperti ini memang kadang muncul saat musim kemarau, hampir tiap dua tahun sekali,” imbuhnya.

Berdasarkan catatan warga, kasus pertama menimpa kambing milik Trituti Budisantosa di Padukuhan Widoro, yang ditemukan masih hidup meski terluka. Keesokan harinya, giliran dua kambing milik warga Padukuhan Karangnongko yang tewas. Rentetan serangan berlanjut di Padukuhan Sumur pada Senin dini hari, menewaskan dua kambing lain dengan luka serupa.

Pemerintah kalurahan telah berkoordinasi dengan Puskeswan Panggang. Petugas turun langsung ke lokasi untuk memeriksa kandang sekaligus kondisi ternak yang tersisa. “Kami juga akan mengumpulkan ketua RT untuk mencari solusi. Ada kemungkinan ternak dibawa pulang ke rumah pada malam hari atau kandangnya diperkuat,” jelas Supriyadi.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, juga sudah menerima laporan resmi. Dari temuan awal, serangan diduga kuat dilakukan anjing liar yang masuk ke kandang karena konstruksi kandang tidak kokoh. “Laporan dari Puskeswan menunjukkan posisi kandang memungkinkan hewan liar menerobos. Dugaan utama memang serangan anjing,” terangnya.

Meski demikian, Wibawanti menegaskan pemerintah tidak dapat memberikan bantuan pengganti ternak karena kasus tersebut bukan disebabkan penyakit menular. “Skema bantuan hanya berlaku untuk kematian akibat wabah. Kalau karena serangan hewan liar, tidak bisa dikompensasi,” jelasnya.

Saat ini warga mulai memperketat pengamanan, memasang penerangan tambahan, hingga menutup celah kandang. Namun keresahan tetap menghantui. “Ini bukan hanya soal kerugian materi, tapi juga mengganggu rasa aman warga. Kami berharap segera ada tindakan nyata agar ternak kami tidak terus jadi korban,” pungkas Supriyadi. [*] Berbagai sumber

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |