Warga Kulonprogo Heboh Siap Ngungsi oleh Bunyi Sirine Peringatan Tsunami! Ternyata Cuma Karena  Rusak

1 week ago 8
Ilustrasi tsunami | pixabay

KULONPROGO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Warga Kalurahan Karangwuni, Kapanewon Wates, Kulonprogo dibuat kalang kabut dan bersiap-siap untuk mengungsing ke tempat yang lebih tinggi, pada Sabtu (6/9/2025) malam kemarin.
Pasalnya, sirine peringatan dari Sistem Peringatan Dini alias Early Warning System (EWS) Tsunami di kawasan tersebut berbunyi nyaring, pertanda bencana tsunami sebentar lagi bakal melanda kawasan tersebut.

Namun, kepanikan itu akhirnya reda setelah diketahui bahwa bunyi sirine bukan karena ancaman tsunami, melainkan adanya gangguan teknis pada sistem peringatan dini.

Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kulon Progo, Sunardi, mengonfirmasi insiden tersebut. Ia menyebut, pihaknya baru mengetahui adanya gangguan setelah menerima laporan dari masyarakat. “Begitu ada informasi, tim segera turun ke lapangan untuk mengecek kondisi peralatan,” ujar Sunardi, Minggu (7/9/2025).

Menurut keterangan warga, suara sirine bergema cukup lama, sekitar pukul 23.15 hingga 23.35 WIB atau kurang lebih 20 menit. Biasanya, sirine tersebut hanya akan berbunyi ketika ada perintah evakuasi karena potensi tsunami.

Setelah dilakukan pemeriksaan, dipastikan tidak ada gempa maupun peringatan tsunami dari sistem resmi. “Hasil pengecekan menunjukkan ada error pada perangkat, padahal tidak ada tanda bahaya,” jelas Sunardi.

Ia menambahkan, perangkat EWS tsunami di Karangwuni baru dipasang tahun ini dan saat ini masih dalam tahap pemeliharaan. Uji coba sebelumnya berjalan normal tanpa hambatan. “Kami masih berkoordinasi dengan pihak penyedia untuk mencari tahu penyebab pasti dan melakukan perbaikan agar kejadian serupa tidak terulang,” imbuhnya.

Meski demikian, kejadian ini justru menunjukkan kesiapsiagaan masyarakat. Sejumlah warga langsung melapor ke BPBD, sebagian lain bahkan melakukan evakuasi mandiri sesuai dengan simulasi yang pernah dilakukan. “Ada belasan warga yang bergerak cepat menyelamatkan diri, meski sebenarnya situasi aman. Itu artinya kesadaran sudah terbentuk,” tutur Sunardi.

Lurah Karangwuni, Anwar Musadad, membenarkan banyak warganya yang sempat kaget dengan bunyi sirine, terlebih saat itu tidak ada gempa yang dirasakan. Puluhan warga berkumpul di balai kalurahan untuk mencari penjelasan, sementara yang lain memilih berjaga-jaga. “Untungnya tidak sampai terjadi kepanikan. Justru warga semakin waspada dan belajar menghadapi kemungkinan bencana,” ungkapnya. [*]  Berbagai sumber

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |