Warga Sangat Berharap, Kopdes Merah Putih Hambalang Malah  Sepi Usai Peresmian

3 weeks ago 7

Logo Koperasi Desa Merah Putih / youtube

BOGOR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Satu bulan setelah diresmikan dengan penuh gegap gempita, Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih Hambalang di Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, justru terlihat sepi aktivitas.

Bangunan yang digadang-gadang sebagai pusat layanan ekonomi warga itu kini lebih sering lengang. Hanya beberapa pengelola yang berjaga, sementara unit-unit usaha yang digembar-gemborkan saat peluncuran nyaris belum benar-benar berjalan.

Toko sembako memang sempat beroperasi, namun stok terbatas membuat rak-rak terlihat kosong. Kondisi lebih memprihatinkan terjadi di klinik desa dan apotek, yang sejak awal belum pernah membuka layanan. Kursi tunggu berdebu, pintu tertutup rapat, dan tidak ada tenaga medis yang bertugas.

Padahal saat diresmikan secara nasional oleh Presiden Prabowo Subianto pada 21 Juli 2025 bersama 80.000  koperasi lainnya, warga sempat menyambut dengan penuh antusias. Bahkan beberapa warga, seperti Okta, mengaku terbantu karena bisa membeli minyak goreng dan telur dengan harga lebih murah dibanding warung sekitar.

Namun, kegembiraan itu hanya berlangsung sebentar. Setelah ramai di awal, warga mulai kebingungan karena tidak ada informasi lanjutan soal mekanisme belanja maupun keanggotaan koperasi. Sejumlah kios lain, seperti layanan pupuk dan pangkalan LPG, nyaris tak berfungsi.

“Kemarin pas peresmian ramai sekali, tapi setelah itu ya sepi. Saya sendiri belum pernah belanja ke sana lagi. Kalau kebutuhan harian, lebih praktis beli di warung biasa,” tutur K, salah seorang warga Hambalang, Kamis (21/8/2025).

Warga lain, S, berharap layanan kesehatan segera difungsikan. Menurutnya, keberadaan klinik desa sangat mendesak karena jarak menuju puskesmas cukup jauh. “Kalau klinik dibuka, pasti membantu. Apalagi banyak warga yang kesulitan akses berobat,” ujarnya.

Ketua Kopdes Hambalang, Cecep Mukhtaruddin, tak menampik kondisi tersebut. Ia mengatakan koperasi belum bisa bergerak maksimal lantaran terkendala modal awal. Sejauh ini, koperasi hanya mengandalkan simpanan anggota yang nilainya belum mencukupi.

“Sejak peresmian sampai sekarang, kita belum dapat kucuran modal baik dari pemerintah maupun bank penyalur. Akibatnya kios dan klinik tidak bisa berjalan penuh,” jelas Cecep.

Sebelumnya, Cecep pernah menuturkan bahwa koperasi ini memiliki unit usaha beragam, mulai dari simpan pinjam, toko sembako, klinik, apotek, pupuk, hingga pergudangan dan logistik. Semua dirancang untuk memperkuat kemandirian ekonomi desa.

Namun realita di lapangan berbeda. Tanpa modal yang memadai dan sosialisasi yang kuat ke masyarakat, koperasi yang semestinya menjadi motor ekonomi justru berjalan tersendat.

Kini, harapan warga kembali tertuju pada pemerintah agar tak berhenti sebatas seremonial peresmian. Mereka menanti janji besar koperasi bisa benar-benar diwujudkan, bukan sekadar papan nama di pinggir jalan desa. (*) Berbagai sumber

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |