Wasekjen PBNU Ungkap Dugaan Sabotase Sistem Digital dalam Polemik Surat Edaran Gus Yahya

3 days ago 21

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM — Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tengah menghadapi persoalan serius terkait sistem persuratan digital internal. Di tengah polemik seputar surat edaran pemberhentian Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), Wasekjen PBNU, Nur Hidayat, menyebut adanya dugaan intervensi digital yang menghambat proses validasi dokumen resmi.

Dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (27/11/2025), Nur menjelaskan gangguan pertama terdeteksi pada Selasa malam, 25 November 2025. Saat itu, akun milik Super Admin diminta membubuhkan stempel digital pada surat edaran dimaksud, namun otoritas tersebut tiba-tiba hilang.
“Meskipun berstatus Super Admin, hak untuk membubuhkan stempel telah dihapus dari akun Saudara Faisal,” ujar Nur.

Ia menambahkan, pemeriksaan lanjutan pukul 21.54 WIB mengungkap bahwa akun Sekretariat Jenderal PBNU dan akun pribadinya masih terdaftar sebagai pemilik akses stempel, tetapi keduanya juga tidak berfungsi.
“Dengan kondisi itu, maka dapat disimpulkan terdapat aksi sabotase dari tim proyek manajemen office Digdaya (Digitalisasi Data dan Layanan Nahdlatul Ulama) PBNU terhadap dua akun tersebut,” ungkapnya.

Situasi memburuk ketika pratinjau dokumen berubah menjadi rangkaian kode acak yang tak dapat dibaca.
“Tampilan layar Pratinjau yang normal berubah menjadi tampilan kode skrip yang tidak terbaca sama sekali,” tutur Nur.

Kerusakan itu berlangsung hingga Rabu pagi, tanpa respons teknis yang memadai. Setelah dilakukan upaya yang disebutnya sebagai “pendekatan extraordinary”, tampilan kembali normal pada pukul 08.56 WIB. Versi inilah yang kemudian menyebar luas.

Nur juga mengklaim sabotase bukan baru sekali terjadi. Ia menyebut ada jejak pembatasan kewenangan sejak 21 Oktober, termasuk upaya menghapus akun resmi Rais Aam PBNU. Puncaknya, pada Rabu malam dua akun staf Syuriyah dinonaktifkan secara sepihak.
“Pada 26 November sekitar pukul 19.22, dua akun Staf Pengurus Besar Syuriyah dinonaktifkan tanpa pemberitahuan,” kata Nur.
Ia menegaskan efeknya sangat signifikan:
“Dengan demikian, secara substantif, Pengurus Besar Syuriyah telah dilumpuhkan secara digital oleh oknum-oknum Pengurus Besar Tanfidziyah PBNU.”

Sehari sebelumnya, Gus Yahya juga telah menyatakan surat edaran pemberhentian dirinya tidak sah secara administratif. Menurutnya, sistem PBNU menolak pengesahan dokumen tersebut.
“Surat itu tidak sah,” tegas Gus Yahya, sambil menyebut draf itu tak memiliki stempel digital dan nomor surat yang valid. [*] Disarikan dari sumber berita media daring

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |