Washington Post Tak Dukung Kamala Harris dan Donald Trump di Pilpres AS

3 weeks ago 17

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu media berpengaruh di dunia, Washington Post, mengumumkan tidak akan mendukung Kamala Harris dari Partai Demokrat ataupun Donald Trump dari Partai Republik dalam pemilihan presiden Amerika Serikat. Dilansir dari CNA, Sabtu, 26 Oktober 2024, CEO Washington Post, William Lewis, mengatakan bahwa langkah ini merupakan kembalinya surat kabar itu milik miliarder Amazon Jeff Bezos untuk tidak mendukung kandidat presiden. 

Sebelumnya, dewan redaksi Washington Post telah mendukung kandidat selama empat dekade terakhir yang mana semuanya dari Partai Demokrat. Tahun ini, mereka memutuskan untuk tetap berada di 'pinggir lapangan' dalam salah satu pemilihan presiden yang dianggap paling memecah belah dalam sejarah AS.

Menurut laporan CNA, editorial surat kabar tersebut tidak lagi memiliki pengaruh politik yang kuat seperti dulu. Namun, Washington Post yang berslogan "Demokrasi mati dalam kegelapan" adalah salah satu dari sejumlah kecil media tradisional yang masih memiliki pengaruh besar di kalangan elit Washington.

Keputusan untuk menghindari kontroversi muncul beberapa hari setelah salah satu ajudan paling senior Trump selama masa jabatannya mengatakan bahwa Republikan itu memuji Hitler dan dirinya sendiri adalah "fasis". Karakterisasi Trump inilah yang disoroti oleh Harris dalam acara CNN.

Trump mengatakan bahwa ia mewakili peluang terakhir untuk mencegah apa yang ia gambarkan sebagai keruntuhan Amerika Serikat, dengan mengklaim secara keliru bahwa negara itu dibanjiri oleh migran yang melakukan kekerasan dan telah menjadi "tempat pembuangan sampah".

Dalam sebuah pernyataan, Lewis dari The Washington Post menulis bahwa surat kabar itu tidak akan pernah lagi memberikan dukungan kepada presiden, seperti yang telah menjadi tradisi di tahun-tahun sebelumnya.

"Tugas kami di The Washington Post adalah menyediakan berita nonpartisan melalui ruang redaksi untuk semua warga Amerika, dan pandangan yang menggugah pikiran dari tim opini kami untuk membantu para pembaca kami mengambil keputusan sendiri," katanya.

The Post telah mendukung kandidat Demokrat secara konsisten sejak tahun 1980-an, selalu menjelaskan bahwa dewan redaksi bekerja secara terpisah dari operasi pengumpulan berita, seperti yang biasa terjadi di organisasi berita AS.

Mantan editor eksekutif The Washington Post, Marty Baron, mengecam harian itu yang dia anggap mengorbankan demokrasi. Baron mengatakan bahwa Trump akan melihat keputusan itu sebagai undangan untuk semakin mengintimidasi Bezos.

"Ketidakberdayaan yang mengganggu di sebuah institusi yang terkenal karena keberaniannya," tulis Baron di X, dikutip dari CNA. 

Iklan

Lewis mengatakan bahwa ia menyadari bahwa keputusan dewan akan dibaca dalam berbagai cara, termasuk sebagai dukungan diam-diam terhadap satu kandidat, atau sebagai kecaman terhadap kandidat lain, atau sebagai pelepasan tanggung jawab. 

"Itu tidak dapat dihindari," ujar Lewis. "Kami tidak melihatnya seperti itu".

Keputusan Washington Post mengikuti langkah serupa yang diambil oleh salah satu surat kabar besar AS yang tersisa, Los Angeles Times. Menurut editor editorial Mariel Garza, pemilik Los Angeles Times memblokir dewan redaksi untuk mengeluarkan dukungan bagi Harris. 

Sebaliknya, The New York Times mendukung Harris pada bulan September dan menyebutnya sebagai satu-satunya pilihan patriotik untuk presiden. Surat kabar itu juga menyebut bahwa sulit untuk membayangkan seorang kandidat yang lebih tidak layak untuk menjabat sebagai presiden AS daripada Trump.

Republikan itu juga mendapat dukungannya sendiri pada hari Jumat dari New York Post, tabloid milik Rupert Murdoch, yang menyatakan bahwa, "Amerika siap untuk Donald Trump yang heroik saat ini untuk merebut kembali kursi kepresidenan."

CNA 

Pilihan editor: Ini Penjelasan Mata Uang BRICS dan Tujuannya

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |