WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Angka kerugian akibat kebakaran besar yang melanda Pasar Wonogiri benar-benar mencengangkan. Bupati Wonogiri Setyo Sukarno menyebut total kerugian pedagang mencapai Rp 81,5 miliar.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri menyiapkan kompensasi Rp 1 juta per pedagang untuk membantu mereka bangkit kembali.
“Total kerugian Rp 81,5 miliar, itu kerugian pedagang. Kalau bangunannya belum sampai ke situ,” ucap Bupati Wonogiri Setyo Sukarno dalam pertemuan bersama Forkopimda dan ratusan pedagang di Pendopo Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Rabu (8/10/2025).
Bupati Setyo Sukarno menegaskan bahwa Pemkab Wonogiri telah menyiapkan bantuan kompensasi Rp 1 juta bagi setiap pedagang terdampak. Namun, mekanisme penyalurannya akan disesuaikan agar lebih adil.
“Kompensasi Rp 1 juta akan kami hitung lagi. Ada yang punya 10 kios, ada yang cuma satu. Supaya adil, kemungkinan dihitung per kios. Dananya diambil dari belanja tidak terduga,” jelas Setyo.
Selain kompensasi, Pemkab juga menyiapkan pasar darurat lengkap dengan fasilitas listrik dan air. Lokasinya sementara ditempatkan di area luar Pasar Wonogiri yang masih memungkinkan untuk aktivitas jual beli. Namun, pedagang diminta siap pindah ketika lokasi itu nantinya dibangun untuk pasar sementara yang lebih tertata.
Bupati Setyo menegaskan tidak ada pungutan apapun dari pemerintah kepada pedagang terdampak kebakaran. Ia juga memperingatkan masyarakat agar tidak tergiur tawaran kapling lapak dari pihak-pihak tak bertanggung jawab.
“Tidak ada pengkaplingan. Kalau ada yang jual lapak Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta, itu bukan dari kami. Pemerintah tidak menarik sepeser pun. Kalau ada pihak kami yang pungli, akan langsung kami tindak tegas,” tegasnya.
Kebijakan ini diharapkan dapat sedikit meringankan beban para pedagang yang kehilangan tempat usaha dan modal akibat kebakaran. Pemkab Wonogiri juga memastikan koordinasi terus berjalan agar proses relokasi dan pembangunan pasar darurat bisa segera terealisasi.
Sementara para pedagang menyampaikan berbagai keluhan mulai dari kehilangan modal, kebutuhan makan sehari-hari, hingga permintaan agar dibebaskan dari retribusi selama menempati pasar darurat.
Salah satu pedagang pakaian, Sartono, mengaku seluruh dagangannya di lantai dua ludes terbakar dan kini tidak punya stok sama sekali.
“Kami benar-benar kehilangan segalanya. Tolong beri bantuan sosial untuk makan dan biaya sekolah anak. Kami butuh modal agar bisa jualan lagi,” ujarnya. Aris Arianto
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.