TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan memerintahkan kadernya Yandri Susanto meminta maaf atas polemik kop surat Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal. Zulhas, sapaan akrab Zulkifli, mengharapkan peristiwa ini tidak terjadi lagi.
“Ya (arahannya) minta maaf dan pengalaman di awal-awal sehingga kemudian hari insya Allah tidak akan terjadi lagi. Bagus kan karena terjadi awal-awal,” kata Zulhas, Menteri Koordinator Bidang Pangan, di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, pada Rabu, 23 Oktober 2024.
Surat berkop Menteri Desa tersebut diunggah akun media sosial mantan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md. Dalam unggahan tersebut, Mahfud menulis "Saran hari ke-2 kepada Menteri Desa. Kalau benar surat di bawah ini dari menteri, maka ini keliru. Acara seperti haul ibu dan peringatan hari agama di ponpes mestinya yang mengundang pribadi atau pengasuh ponpes. Tak boleh pakai kop dan stempel kementerian. Untuk ke depannya hati-hati."
Berdasarkan dokumen yang dilihat Tempo, warkat tersebut bertarikh Senin, 21 Oktober 2024. Tanggal itu adalah hari berlangsungnya pelantikan para menteri kabinet Prabowo-Gibran. Dalam surat tersebut undangan acara haul dan syukuran ditujukan kepada para kepala desa, staf desa, kader RW, dan kader PKK se-Kecamatan Kramat Watu, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
Acara yang digelar Yandri menjadi polemik sebab ditengarai ada kaitannya dengan istrinya, Ratu Rachmatu Zakiyah. Istri Yandri merupakan calon bupati Serang pada pemilihan kepala daerah atau Pilkada Serang 2024.
Yandri mengatakan, penggalangan para undangan dalam kegiatan syukuran dan peringatan haul orang tuanya tidak digunakan untuk kepentingan politik. Ia mengatakan peserta kemarin bukan hanya dari Kabupatan Serang, tapi Cilegon, Kota Serang, Tangerang, Pandeglang hingga Jakarta.
"Saya tidak mungkin menciderai kekhidmatan acara santri nasional, apalagi menyangkut alrmarhumah ibu saya dengan politik. Itu tidak mungkin. Itu karena saya tinggal di pondok," kata Yandri di kompleks Istana Kepresidenan pada Rabu 23 Oktober 2024.
Teguran dari Istana
Iklan
Istana Kepresidenan menegur jajaran menteri Kabinet Merah Putih setelah geger kop surat Menteri Desa dan Pembangunan Tertinggal Yandri Susanto. Tersebar arahan di grup aplikasi perpesanan menteri yang disebut disampaikan oleh Sekretaris Kabinet Mayor Teddy Indra Wijaya.
Ada dua poin dalam pesan tersebut. Pertama, para menteri diminta untuk berhati-hati dalam membuat surat yang menggunakan kop surat kementerian dan tanda tangan menteri. Selain itu juga diminta untuk tidak menimbulkan polemik di masyarakat.
Poin kedua, para menteri diminta agar humas di masing-masing kementerian untuk berhati-hati dan mencegah adanya peretasan di website maupun media sosial milik kementerian.
Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi membenarkan imbauan yang disampaikan Istana tersebut. "Iya kita harus siaga bersama. Kepercayaan publik ini kami harus jaga bersama. Semua imbauan, untuk Kabinet Merah Putih," kata Ketua Umum Projo ini di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu, 23 Oktober 2024.
Budi Arie mengatakan imbauan itu berlaku untuk semua. Pesan tersebut, kata dia, baik supaya pejabat publik bisa membedakan kepentingan pribadi dan kelembagaan. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi tidak merespons pesan Tempo yang dikirim ke nomor telepon pribadinya.
Pilihan Editor: Ragam Tanggapan terhadap Kabinet Gemuk Pemerintahan Prabowo-Gibran