5 Pahlawan Wanita Indonesia dan Perannya dalam Kemerdekaan

3 hours ago 5

TEMPO.CO, JAKARTA - Tak hanya pahlawan laki-laki, Indonesia juga memiliki banyak pahlawan wanita yang berjuang untuk kemerdekaan dan kesetaraan. Mereka tidak hanya memperjuangkan kemerdekaan negara, tetapi juga membuka jalan bagi emansipasi wanita. Pahlawan wanita Indonesia memperlihatkan keberanian, dedikasi, dan komitmen dalam memperjuangkan kemerdekaan serta hak-hak perempuan di Indonesia.

Pahlawan Wanita Indonesia

Berikut ini ada lima pahlawan wanita di Indonesia yang dikenal gigih berjuang baik untuk kemerdekaan maupun kesetaraan.

1. R.A Kartini

Raden Ajeng Kartini, yang lahir di Jepara pada 21 April 1879, dikenal sebagai simbol perjuangan emansipasi wanita di Indonesia. Melalui surat-suratnya yang terkenal, Kartini memperjuangkan pendidikan bagi perempuan pribumi yang pada waktu itu terbatas. 

Gagasannya tentang pendidikan dan peran perempuan dalam masyarakat membuka wawasan banyak orang untuk memberi kesempatan lebih kepada perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hari kelahirannya pun diperingati sebagai hari yang mengingatkan kita akan semangat dan perjuangan Kartini untuk memberikan hak pendidikan dan kesempatan yang sama bagi wanita Indonesia.

2. Dewi Sartika

Dewi Sartika adalah tokoh pendidikan yang lahir di Bandung pada 4 Desember 1884. Pada tahun 1904, ia mendirikan Sekolah Kautamaan Istri yang bertujuan memberikan pendidikan dasar kepada perempuan agar mereka memiliki keterampilan praktis untuk kehidupan sehari-hari. Sekolah ini menjadi pionir dalam pendidikan perempuan di tanah Sunda.

Karena perjuangannya yang luar biasa dalam memajukan pendidikan perempuan, Dewi Sartika diangkat sebagai pahlawan nasional pada tahun 1966. 

Ia tidak hanya mengajarkan perempuan untuk membaca dan menulis, tetapi juga memberikan pemahaman tentang pentingnya pendidikan dalam kehidupan.

3. Martha Christina Tiahahu

Martha Christina Tiahahu adalah pahlawan wanita dari Maluku yang dikenal karena keberaniannya dalam melawan penjajah Belanda. Bersama ayahnya, Kapitan Paulus Tiahahu, ia terlibat dalam perlawanan fisik melawan Belanda. 

Di usia yang sangat muda, tepatnya 18 tahun, Martha ikut mengangkat senjata untuk membela tanah kelahirannya. Namun begitu, Martha Christina Tiahahu meninggal pada 2 Januari 1818 di atas kapal yang membawanya ke pengasingan. 

Meskipun ia meninggal dalam usia muda, pengorbanannya tetap dikenang sebagai simbol keberanian wanita Maluku yang tak kenal lelah berjuang untuk kebebasan.

4. Cut Nyak Dhien

Cut Nyak Dhien adalah salah satu pahlawan wanita yang berjuang dengan gigih melawan penjajahan Belanda di Aceh. Setelah suaminya, Teuku Umar, gugur dalam pertempuran, Cut Nyak Dhien melanjutkan perjuangan tersebut dengan kepemimpinan yang luar biasa. 

Ia memimpin pasukan di pedalaman Aceh dengan strategi yang cerdik dan semangat juang yang tak pernah padam. Pada 2 Mei 1964, Cut Nyak Dhien diangkat sebagai pahlawan nasional karena keberaniannya yang luar biasa dalam memimpin perlawanan rakyat Aceh melawan penjajahan Belanda. Semangat juangnya yang tak kenal lelah hingga akhir hayatnya patut dijadikan teladan.

5. Cut Nyak Meutia

Seperti Cut Nyak Dhien, Cut Nyak Meutia juga merupakan pahlawan wanita dari Aceh yang berperang melawan penjajah Belanda. 

Setelah suaminya, Pang Nanggroe gugur dalam pertempuran, Cut Nyak Meutia mengambil alih peran suaminya dan melanjutkan perjuangan di medan perang. Ia mengobarkan semangat perlawanan rakyat Aceh dengan keberanian luar biasa.

Cut Nyak Meutia terus memimpin pasukan hingga akhirnya gugur dalam pertempuran pada 24 Oktober 1910 di Alue Kurieng.

Ia diangkat sebagai pahlawan nasional berkat pengorbanannya yang besar demi kemerdekaan dan perjuangan melawan penjajahan Belanda.

Dengan mengenang perjuangan para pahlawan wanita, kita dapat terus menjaga semangat kebangsaan dan memperjuangkan keadilan bagi semua. Semoga bermanfaat, ya.

AULIA ULVA, berkontribusi dalam artikel ini.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |