TEMPO.CO, Jakarta - Puasa memiliki segudang manfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Lebih dari sekadar menahan lapar dan haus, puasa dapat menjadi sarana efektif untuk mencegah berbagai penyakit kronis dan meningkatkan kualitas hidup. Lalu, apa saja penyakit yang bisa dicegah dengan puasa?
1. Mengontrol Kadar Gula Darah
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Nutrition menyimpulkan bahwa puasa intermiten lebih efektif dalam mengontrol kadar insulin dibandingkan diet rendah kalori. Studi lain dalam World Journal of Diabetes, yang melibatkan pasien diabetes melitus tipe 2, menemukan bahwa puasa dapat menurunkan kadar gula darah secara signifikan.
Selain itu, puasa Ramadaan juga dapat mengurangi resistensi insulin, meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap hormon tersebut, dan membuat transfer glukosa dari darah ke sel-sel tubuh menjadi lebih efisien.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penting bagi penderita diabetes yang menggunakan obat atau insulin untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum berpuasa, guna menghindari penurunan kadar gula darah yang terlalu cepat dan berpotensi membahayakan.
2. Menurunkan Kadar Kolesterol
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Obesity, berpuasa selama delapan minggu efektif menurunkan kadar LDL (kolesterol jahat) hingga 25 persen dan trigliserida sebanyak 32 persen. Temuan ini didukung oleh penelitian yang lebih besar, melibatkan 4.629 partisipan, yang dipublikasikan di American Journal of Cardiology. Studi tersebut menunjukkan bahwa puasa dengan penurunan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2.
3. Melawan Peradangan
Peradangan akut adalah respon imun normal tubuh untuk melawan infeksi. Namun, peradangan kronis dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Riset menunjukkan bahwa peradangan mungkin berperan dalam perkembangan penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung, dan rheumatoid arthritis.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa puasa dapat membantu meredakan peradangan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Contohnya, penelitian terhadap 50 orang dewasa sehat menemukan bahwa puasa intermiten selama sebulan secara signifikan menurunkan kadar penanda peradangan. Hasil serupa juga ditemukan dalam penelitian lain ketika seseorang berpuasa selama 12 jam setiap hari selama satu bulan.
4. Memperbaiki Jaringan yang Rusak
Dilansir dari laman Universitas Gadjah Mada, Ketua Prodi S1 Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Dwi Budiningsari, mengatakan berpuasa yang dilakukan dengan tepat dapat memicu perbaikan jaringan sel yang rusak.
Puasa yang dapat mendorong produksi sel darah putih baru, sehingga meregenerasi sistem kekebalan tubuh secara menyeluruh. Sistem kekebalan yang telah diperbarui ini akan semakin efektif melindungi tubuh dari berbagai infeksi bakteri, virus, dan penyakit lainnya.
Selain meningkatkan imunitas, manfaat lainnya dari berpuasa adalah membantu detoksifikasi tubuh. Selama berpuasa, Budiningsari melanjutkan, dapat membantu mengeluarkan berbagai racun yang tersimpan dalam tubuh, misalnya zat-zat adiktif aditif dalam makanan seperti pengawet dan pewarna makanan.
5. Mengurangi Risiko Hipertensi
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, manfaat lainnya dari berpuasa adalah dapat mengurangi risiko hipertensi. Hal ini dibuktikan dalam artikel ilmiah yang terbit di Journal of Hypertension, bahwa puasa memiliki efek positif dalam menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Adapun penurunan tersebut berdampak pada pengurangan beban kerja jantung dan risiko pengembangan hipertensi yang merupakan salah satu faktor risiko dari penyakit jantung.