7 Tips Puasa Ramadan untuk Penderita Asam Lambung

23 hours ago 12

TEMPO.CO, Jakarta - Saat bulan Ramadan tiba, seluruh umat Muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa. Namun, berpuasa selama bulan Ramadan dapat menjadi tantangan bagi penderita asam lambung, terutama bagi seseorang yang tidak diperbolehkan melewatkan jam makan.

Melewatkan jam makan bisa menjadi penyebab kambuhnya asam lambung. Hal tersebut menjadi kekhawatiran yang selalu dihadapi oleh penderita asam lambung yang ingin ikut berpuasa dengan lancar.

Asam lambung merupakan kondisi medis saat naiknya asam lambung ke kerongkongan yang memunculkan sensasi terbakar dan tidak nyaman di dada. Berikut beberapa tips yang dapat diterapkan untuk menjalani ibadah puasa Ramadan dengan lebih nyaman tanpa gangguan asam lambung.

  1. Hindari Makanan Pemicu Asam Lambung

Salah mengonsumsi makanan dapat menjadi salah satu penyebab kambuhnya penyakit asam lambung sehingga makanan yang dikonsumsi saat berbuka dan sahur harus dijaga. Saat berpuasa, penderita asam lambung dianjurkan untuk menghindari makanan dan minuman yang berpotensi menaikkan asam lambung, seperti makanan asam.

Jenis hidangan seperti jeruk, lemon, dan tomat tidak boleh dikonsumsi untuk mencegah naiknya asam lambung. Mengurangi konsumsi makanan dan minuman tersebut dapat membantu menjaga kesehatan lambung.

  1. Hindari Minuman Berkafein dan Bersoda

Salah satu jenis minuman yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita asam lambung adalah minuman berkafein dan bersoda. Saat menjalani puasa, penderita asam lambung diharuskan menghindari minuman kopi, teh, soda, dan jenis minuman serupa untuk mencegah peningkatan kadar asam lambung. Sebagai pengganti, penderita asam lambung dianjurkan untuk mengonsumsi lebih banyak air untuk menjaga hidrasi tubuh.

  1. Perbanyak Konsumsi Serat

Penderita penyakit asam lambung didorong untuk mengonsumsi makanan kaya serat saat berbuka dan sahur untuk menjaga kesehatan lambung. Makanan yang dapat dikonsumsi, antara lain biji-bijian, nasi merah, roti gandum, sayur-sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan. Jenis makanan tersebut dapat menghindari peningkatan asam lambung dan mengenyangkan untuk durasi yang lebih lama.

  1. Tidak Makan Terlalu Banyak

Banyak yang tidak mengetahui bahwa makan terlalu banyak dapat mengganggu lambung yang memicu kenyang berujung mulas. Saat berbuka dan sahur, hindari makan terlalu banyak dalam satu waktu. Sebagai masukan, mulailah makan makanan ringan sebelum makanan berat untuk mencegah peningkatan asam lambung yang mendadak, misalnya makan buah-buahan terlebih dahulu saat berbuka yang dilanjutkan dengan makan nasi saat usai tarawih.

  1. Tidak Langsung Tidur Usai Makan

Setelah menyantap hidangan berbuka atau sahur, usahakan tidak langsung tidur karena kebiasaan tersebut dapat memicu meningkatnya asam lambung dan rasa mulas. Sebaiknya, beri waktu 2 hingga 3 jam jeda untuk tidur setelah makan agar proses pencernaan berjalan dengan lancar. Makanan yang dikonsumsi dengan jeda waktu tidur cukup lama dapat membantu makanan mengalir dengan lancar dari lambung ke usus halus. Namun, apabila rasa kantuk tidak dapat dihindari, penderita asam lambung dapat tidur dalam posisi duduk.

  1. Buat Jadwal Konsumsi Obat

Saat berpuasa, penting untuk memperhatikan jadwal minum obat asam lambung dengan tepat. Biasanya, obat tersebut diminum sekitar 30 menit sebelum sahur dan sebelum berbuka. Apabila kebiasaan mengonsumsi obat tersebut sebanyak 3 hingga 4 kali sehari, alangkah lebih bijak bila berkonsultasi dengan dokter untuk mempertimbangan pengganti jenis obat yang cocok.

  1. Hindari Menunda Waktu Makan

Saat menjalani puasa, maka penderita asam lambung hanya memiliki setidaknya 2 waktu makan, yaitu saat berbuka dan sahur. Dengan terbatasnya waktu untuk makan, maka penderita asam lambung disarankan untuk menyegerakan waktu berbuka dan menghindari melewatkan waktu sahur. Saat menunda makan, perut dapat sensitif yang semakin lama semakin meningkat bila tidak makan seharian. Hal tersebut membantu mengurangi risiko asam lambung yang tidak nyaman.

Angelina Tiara Puspitalova dan Delfi Ana Harahap berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Bagaimana Melatih Anak Puasa Ramadan Tanpa Membuatnya Terbebani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |