80 Tahun Rod Stewart, Rocker Asal Inggris yang Pernah Berprofesi Penggali Kubur

5 hours ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Rod Stewart adalah penyanyi rock yang lahir pada 10 Januari 1945 di London Inggris, kini berusia 80 tahun. Pemilik nama lengkap Roderick David Stewart ini lahir di keluarga kelas pekerja. Sebelum terjun di dunia musik, ia unggul dalam sepak bola. Selain itu, ia juga pernah mengerjakan beberapa pekerjaan aneh, termasuk menjadi penggali kuburan, seperti dikutip Biography

Pada dunia musik, khususnya musik rock, Rod Stewart mencapai kesuksesan pertamanya sebagai anggota beberapa band populer. Setelah tertarik pada musik folk dan rhythm and blues (R&B), ia menjadi anggota dari dua band yang tidak dikenal di London, yaitu Steampacket dan Shotgun Express pada pertengahan 1960-an. Setelah itu, ia bekerja sama dengan Jeff Beck dan Ron Wood di Jeff Beck Group.

Pada 1969, kolaborasi Stewart dengan Beck berakhir, setelah merilis dua album, ia dibujuk oleh Wood untuk bergabung dengan band Faces. Band ini mengambil genre bluesy rock yang menarik minat lama Stewart pada R&B. Selama awal 1970-an, Faces menjadi band live paling populer di Inggris dan merilis album A Nod's as Good as a Wink...to a Blind Horse (1971). Namun, Stewart bertekad untuk tidak dibatasi oleh format grup sehingga ia mengejar karier solo paralel selama masa jabatannya dengan Faces (1969-1975).

Dilansir Britannica, pada 1969, Stewart merilis album solo pertamanya, An Old Raincoat Won't Ever Let You Down. Sayangnya, album pertama Stewart secara komersial mengecewakan. Lalu, pada 1970, ia merilis album Gasoline Alley yang diterima dengan baik oleh para kritikus. Satu tahun kemudian, ia merilis album Every Picture Tells a Story dan lagu dengan judul yang sama ini berada di puncak tangga lagu Inggris serta Amerika Serikat. Melalui pencapaian ini, majalah Rolling Stone menobatkan Stewart sebagai “Bintang Rock Tahun Ini.”

Pada 1972, Stewart merilis album Never a Dull Moment dan singlenya You Wear It Well berhasil menjadi hit. Karya Solo Stewart pun melampaui usahanya dengan Faces yang pada tahun berikutnya merilis beberapa hits, seperti Tonight's the Night (Gonna Be Alright) (1976), The First Cut Is the Deepest (1976), dan Da Ya Think I'm Sexy (1978), dan cover Downtown Train (1989). Namun, untuk sementara waktu, pada awal abad ke-21, ia meninggalkan penulisan lagu dan berfokus pada interpretasi karya orang lain. 

Pada 2002, Stewart merilis beberapa koleksi standar pop tradisional dan panjang album mengambil klasik rock dan soul. Kemudian, pada 2004, ia meraih Grammy Award pertamanya melalui Stardust...:The Great American Songbook Volume III. Pada 2006, ia kembali ke musik rock dengan merilis album Still The Same: Great Rock Classics of Our Time.

Kemudian, pada 2013, ia kembali menulis materinya sendiri untuk Time, serangkaian lagu yang beragam dalam suasana nostalgia. Setelah itu, ia masih merilis beberapa album, yaitu Another Country (2015), Blood Red Roses (2018), You're in My Heart: Rod Stewart (with the Royal Philharmonic Orchestra) (2019), The Tears of Hercules (2021), dan Swing Fever (2024).

Selama berkarier, Rod Stewart meraih beberapa pencapaian. Ia pernah dilantik dalam Rock and Roll Hall of Fame sebagai artis solo (1994) dan sebagai anggota Faces (2012). Selain itu, ia juga pernah diangkat menjadi Komandan Ordo Kerajaan Inggris (CBE) pada 2007. Selain dalam dunia musik, ia juga pernah membuat autobiografi, Rod, yang diterbitkan pada 2012.

Pilihan Editor: Rod Stewart Beri Tip Staf Hotel di Skotlandia Rp 197,5 Juta, Berikut Profil Sang Rocker

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |