AICIS Plus 2025 Resmi Dibuka di Kampus UIII, Bahas Peran Islam dalam Isu Global 

12 hours ago 7

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK -- Konferensi Internasional Studi Islam atau Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-24 resmi dibuka di Kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok, Rabu (29/10/2025). Tahun ini, AICIS mengusung format baru bertajuk AICIS Plus, dengan tema besar yang menyoroti kontribusi Islam terhadap berbagai isu kemanusiaan dan global, termasuk perubahan iklim dan ekoteologi.

Sekretaris Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) Prof Kamaruddin Amin menjelaskan, pemilihan UIII sebagai tuan rumah AICIS tahun ini bukan tanpa alasan.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

“UIII adalah proyek strategis nasional yang kita harapkan menjadi medium bagi Indonesia untuk menyampaikan wajah Islam di panggung global,” ujarnya dalam konferensi pers usia pembukaan di Kampus UIII, Depok, Rabu (29/10/2025).

Menurut Prof Kamaruddin, AICIS tidak sekadar menjadi ajang ilmiah tahunan, melainkan wahana diplomasi intelektual dan budaya.

“Kita ingin memperkenalkan sekaligus mempromosikan eksistensi kampus UIII kepada dunia. Sebab, ini adalah universitas internasional dengan mahasiswa asing dari berbagai negara,” katanya.

Tema AICIS Plus tahun ini disebut sangat aktual karena berupaya menerjemahkan nilai-nilai Islam sebagai sumber solusi bagi persoalan kemanusiaan, kebangsaan, hingga krisis global. Salah satu topik yang diangkat adalah ekoteologi, yakni pemahaman teologis yang mendorong tanggung jawab manusia terhadap kelestarian alam.

“Bagaimana keyakinan agama kita bisa mendorong tindakan nyata menjaga alam ini. Dunia yang kita tempati adalah milik bersama dan menjadi kepentingan global yang harus dijaga bersama-sama,” kata Prof Kamaruddin.

Ia menambahkan, AICIS tahun ini dihadiri akademisi dan peneliti dari 31 negara yang akan mendiskusikan tujuh tema utama sepanjang rangkaian seminar. 

“Kita ingin mengkapitalisasi nilai-nilai agama agar mendatangkan kemaslahatan, termasuk dalam merespons isu-isu global,” jelasnya.

Prof Kamaruddin juga menegaskan, Kemenag ingin memastikan setiap karya dan penelitian yang lahir dari AICIS memiliki dampak nyata.

“Tagline kami adalah Kementerian Agama berdampak. Semua yang kita lakukan harus berdampak,” katanya.

Seluruh makalah hasil AICIS akan diterbitkan di jurnal-jurnal bereputasi internasional agar dapat dibaca secara luas. “Dampaknya ada yang //tangible// seperti gerakan tanam pohon yang menginspirasi masyarakat untuk menjaga lingkungan, dan ada yang intangible berupa penyebaran gagasan ke seluruh dunia melalui publikasi ilmiah,” jelasnya.

Selain publikasi, Kemenag juga mendorong kolaborasi riset lintas negara dan lintas disiplin. “Riset kolaboratif adalah ciri dari //future of knowledge pursuit//. Itu sudah berjalan dan akan terus kita tingkatkan,” kata Kamaruddin.

Ia menambahkan, Kemenag kini menaruh perhatian besar pada pengembangan sains dan teknologi di lembaga pendidikan Islam.

“Perguruan tinggi keagamaan Islam tidak hanya mengkaji ilmu sosial dan agama, tapi juga ilmu alam, teknologi, dan kesehatan. Bahkan di madrasah, STEM sudah menjadi fokus utama,” ujarnya.

AICIS Plus 2025 diharapkan menjadi momentum bagi dunia akademik Islam Indonesia untuk menunjukkan kontribusi nyata terhadap ilmu pengetahuan dan kemanusiaan global, sekaligus memperkuat posisi UIII sebagai pusat diplomasi intelektual Islam moderat di tingkat dunia.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |