Alasan Uskup Agung Jakarta Besuk Hasto Kristiyanto di Rutan KPK

1 day ago 11

USKUP Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo membesuk Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto di Rumah Tahanan Kelas 1 Komisi Pemberantasan Korupsi atau Rutan KPK pada Senin,14 April 2025. Suharyo berkunjung untuk melihat langsung kondisi Hasto di Rutan KPK. Dia tiba di depan gerbang Rutan KPK sekitar pukul 10.42 WIB.

Suharyo mengungkapkan satu alasannya membesuk Hasto adalah mengikuti jejak Paus Fransiskus. “Kalau kenal dengan Paus Fransiskus, ketika masih sehat, kalau masa-masa Paskah begini, pada Kamis nanti, beliau selalu datang ke penjara. Selalu,” ujarnya setelah mengunjungi Hasto, seperti dikutip dari Antara.

Menurut dia, mengunjungi tahanan juga merupakan tanggung jawabnya sebagai Uskup Agung Jakarta. “Bukan hanya Hasto, melainkan teman-teman yang beriman Katolik tadi saya kunjungi juga. Alasannya adalah itu tanggung jawab saya, salah satu tanggung jawab saya untuk selalu memperhatikan saudara dan saudari kita yang dalam keadaan sulit, dan berada di dalam tahanan pasti keadaannya sulit,” tuturnya.

Karena itu, dia mengatakan kunjungannya tersebut bukanlah hal yang luar biasa. “Saya juga sebagai seorang pastor di Keuskupan Agung Jakarta mempunyai tanggung jawab seperti itu, dan saya biasa mengunjungi itu di daerah dan wilayah pelayanan saya, di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Jadi, ini bukan hal yang sangat luar biasa,” ujarnya.

Dia juga mengatakan kunjungannya ke Rutan KPK bertepatan dengan perayaan Tahun Yubileum yang berjudul peziarah pengharapan. “Tadi Hasto juga berbicara mengenai pengharapan itu. Salah satu tanda dari harapan adalah mengunjungi saudara-saudara yang berada di dalam tahanan,” katanya.

Untuk alasan pribadi, Suharyo mengaku telah mengenal Hasto sejak lama, atau sebelum menjadi tersangka dalam kasus dugaan pengurusan pergantian antarwaktu (PAW) Anggota DPR RI 2019-2024, dan perintangan penyidikan.

“Hasto itu rumahnya di Jalan Kaliurang, di Gentan (Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta). Di depan rumahnya, di sebelah rumahnya itu ada lapangan sepak bola. Saya dulu tinggal di sana 16 tahun, lebih 23 tahun, tambah 7 tahun malahan,” ujarnya. “Saya sering main sepak bola di lapangan itu. Jadi kurang lebih saya kenal dengan keluarganya karena sesudah main sepak bola, mampirnya ya ke rumahnya keluarganya Hasto itu.”

Uskup Agung Anggap Hasto seperti Sosok Ester di Alkitab

Dalam kunjungan itu, Suharyo mengungkap sosok Hasto seperti tokoh Ester yang kisah hidupnya diabadikan dalam Alkitab. “Sesuai dengan salah satu tokoh di dalam kitab suci yang namanya Ester,” kata dia di Rutan KPK.

Dia menuturkan Hasto bertindak ekstrem seperti Ester karena berpuasa tidak makan dan minum selama tiga hari tiga malam. Dalam Alkitab, kata dia, dikisahkan Ester juga berpuasa tiga hari tiga malam serta memerintahkan umat Yahudi berpuasa sebelum menghadap raja.

Bahkan, kata dia, Hasto selalu berdoa dengan salah satu doa yang diceritakan dalam kitab Kisah Para Rasul dan selalu diucapkan oleh jemaat yang sedang berada di dalam keadaan sulit. “Dalam doa itu, umat yang mengalami kesulitan tidak minta dibebaskan. Karena semuanya didoakan dalam urut-urutan bahwa Tuhan itu mempunyai rancangan damai dan sejahtera,” ujarnya.

KPK menahan Hasto pada 20 Februari 2025 karena diduga telah melakukan perintangan penyidikan (obstruction of justice) dalam perkara yang melibatkan buron Harun Masiku. 

Perkara Hasto sudah memasuki tahap persidangan. Hasto didakwa merintangi penyidikan perkara korupsi yang menyeret Harun Masiku sebagai tersangka pada rentang waktu 2019-2024. Sekjen PDIP itu diduga menghalangi penyidikan dengan cara memerintahkan Harun melalui penjaga Rumah Aspirasi, Nur Hasan, untuk merendam telepon genggam milik Harun ke dalam air setelah KPK menangkap Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) periode 2017-2022 Wahyu Setiawan.

Suharyo Sebut Hasto Menilai Penahanannya Bagian dari Retret

Sementara itu, Suharyo mengungkapkan Hasto mengatakan masa penahanannya di Rutan KPK sebagai tempat retret untuk memurnikan diri melalui doa, refleksi, dan aktivitas spiritual. “Mas Hasto merasa ini adalah masa untuk retret. Kata retret dipakai untuk memurnikan diri,” kata dia dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Hasto mengisi hari-harinya dengan berdoa, membaca kitab suci, olahraga, menulis, dan berdiskusi dengan sesama tahanan. “Maka acaranya (Hasto di dalam rutan KPK) harian adalah pagi bangun, berdoa, doa-doa yang tidak sempat diucapkan pada waktu beliau masih aktif, itu sekarang ada kesempatannya untuk mendoakannya secara lengkap,” ujarnya.

Menurut dia, Hasto justru membuat suasana di rumah tahanan menjadi hidup. Di mana sesama tahanan juga selalu didukung untuk tidak merasa dalam keterbatasan.

“Jadi bukan sesuatu yang tidak berarti, tetapi justru diartikan. Kan tidak mudah ya mengartikan sesuatu yang tidak menyenangkan itu. Tetapi itulah yang ditemukan oleh Pak Hasto di dalam rumah tahanan ini, menemukan waktu untuk berdoa, menemukan waktu untuk berdiskusi, dan menulis refleksi-refleksi yang buah-buah dari peristiwa ini,” tuturnya.

Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Reaksi Politikus DPR soal Menteri Prabowo Bertemu Jokowi dan Isu Matahari Kembar

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |