Banjir Mataram Terparah dalam 40 Tahun Terakhir, 2 Warga Meninggal

5 hours ago 9

Jakarta, CNN Indonesia --

Dua warga Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) jadi korban tewas karena tersengat listrik usai banjir yang melanda sejak Minggu (6/7). Banjir ini terparah dialami NTB dalam kurun 40 tahun terakhir.

"Iya, ada dua warga menjadi korban (meninggal) karena tersengat listrik," kata Kepala Kepolisian Resor Kota Mataram, Kombes Pol. Hendro Purwoko mengutip Antara, Senin (7/7).

Dua warga yang meninggal tersebut merupakan seorang pemuda dan wanita paruh baya. Untuk yang pemuda bernama Tomi (30), warga Desa Batu Mekar, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Sementara, wanita paruh baya bernama Tuti Suriani (48), warga Kelurahan Pejarakan Karya, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terpisah, Camat Ampenan Muzakkir Walad menyampaikan bahwa jenazah telah dimakamkan pihak keluarga. Dia mengatakan kronologis Tuti yang merupakan warganya tersebut meninggal tersengat listrik pada saat hendak membeli tas.

"Posisi kejadian itu di Jalan Lestari. Di sana ada genangan air, kondisi korban Tuti ini beli tas di dekat sana," ucapnya.

Saat hendak melewati genangan air tersebut, Tuti tersengat listrik. Warga yang mengetahuinya langsung menghubungi pihak pemerintah dan melakukan evakuasi terhadap Tuti.

"Posisinya itu ada di sampingnya tiang lampu penerang jalan. Di situ ada kabel yang terbuka. Kena strum-nya di situ, saat pijak genangan dan pegang tiang lampu," kata dia.

Terparah dalam 40 tahun terakhir

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhamad Iqbal mengatakan banjir yang melanda Kota Mataram saat ini sebagai terparah, setidaknya dalam kurun waktu 40 tahun terakhir.

"Kondisi yang sangat luar biasa ini tidak pernah terjadi setidaknya 40 tahun belakangan. Ini bukan sesuatu yang bisa kita biarkan," ujarnya dalam rapat koordinasi penanganan banjir di Mataram.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB melaporkan 7.676 kepala keluarga atau setara 30.681 jiwa terdampak bencana banjir akibat hujan lebat yang melanda Kota Mataram dan daerah sekitarnya pada 6 Juli 2025.

Sebanyak tiga sungai yang mengalir di Kota Mataram, yakni Sungai Unus, Sungai Ancar, dan Sungai Brenyok meluap, merendam enam kecamatan akibat tidak mampu menahan suplai air hujan yang mengguyur selama kurang lebih enam jam tersebut.

16 warga dibawa ke RS

Sebanyak 16 warga dibawa ke rumah sakit akibat banjir yang melanda Kota Mataram.

"Informasi terakhir yang kami terima ada 16 warga yang dirujuk ke rumah sakit. Ini data sementara, kita akan perbaharui terus datanya," kata Kepala Dinas Kesehatan NTB dr Lalu Hamzi Fikri.

Ia mengatakan 16 warga harus dirujuk ke rumah sakit tersebut karena mengidap sejumlah penyakit sehingga memerlukan penanganan lebih lanjut di rumah sakit.

"Yang jelas dari banjir itu berdampak kesehatan, ada beberapa mengalami penyakit karena stroke kita bawa rujukan ke rumah sakit, kalau penyakitnya masih ringan-ringan cukup kita tangani di puskesmas," ujarnya.

Menurut dia, hal yang justru perlu diantisipasi, yakni pasca-banjir karena biasanya penyakit yang menghinggapi warga berupa risiko penyakit berbasis lingkungan, seperti diare, ISPA, penyakit kulit akibat terpapar air tidak bersih. Bahkan, katanya, antisipasi setelah banjir berupa serangan demam berdarah dengue (DBD).

(antara/dal)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |