Data KNEKS Ungkap Aset Keuangan Syariah Sebenarnya Jauh Lebih Besar

3 hours ago 12

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) mencatat total aset keuangan syariah Indonesia menembus Rp12.072 triliun per Agustus 2025, melonjak 19,8 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dibanding sektor keuangan nasional yang hanya tumbuh sekitar 7,6 persen pada periode yang sama. Angka tersebut mencerminkan porsi ekonomi syariah yang semakin dominan dan mampu menjadi penggerak utama ekonomi Indonesia.

Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah KNEKS Sutan Emir Hidayat mengatakan, data ini membantah anggapan bahwa ekonomi syariah hanya memiliki kontribusi kecil. “Kalau dilihat secara komprehensif, pangsa pasar keuangan syariah kita sebenarnya sudah mencapai 30 persen dari total aset keuangan nasional. Ini jauh di atas angka 11 persen yang sering disebut,” ujar Emir dalam media gathering di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (4/11/2025).

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Menurut Emir, selama ini banyak statistik hanya mengacu pada data Otoritas Jasa Keuangan (OJk) yang menghitung institusi di bawah pengawasannya. Padahal aset syariah Indonesia juga berada di sektor pasar modal, koperasi syariah, layanan syariah BPJS Ketenagakerjaan, dan dana haji melalui BPKH.

“Masyarakat kita mayoritas unbankable. Banyak yang justru dilayani lembaga non-bank, termasuk koperasi syariah. Itu aset besar yang tidak boleh diabaikan,” katanya.

Di sisi pembiayaan, penyaluran pendanaan syariah untuk UMKM per Juni 2025 mencapai Rp163,86 triliun, tumbuh 3,85 persen secara tahunan. Penghimpunan zakat, infak, dan sedekah pada semester I 2025 juga mencapai Rp26,99 triliun, sementara akumulasi aset wakaf uang menembus Rp3,03 triliun per Juni 2025.

Selain sektor keuangan, kontribusi rantai nilai halal atau halal value chain (HVC) terhadap PDB nasional mencapai 26,73 persen pada kuartal II 2025, meningkat dari 25,83 persen pada kuartal I. Pertumbuhan ini didorong sektor pertanian (13,25 persen), makanan dan minuman halal (6,73 persen), serta pariwisata ramah muslim (5,6 persen). “HVC adalah mesin ekonomi nyata kita. Dan data ini terus naik,” ujar Emir.

Akselerasi sertifikasi halal turut mendorong kinerja sektor halal. Hingga September 2025, 2,8 juta sertifikat halal telah terbit tahun ini, sehingga total kumulatif produk halal bersertifikat mencapai 9,6 juta produk. Pemerintah menargetkan 10 juta produk halal bersertifikat pada 2025.

Untuk memperkuat ekosistem halal global, pemerintah juga menyiapkan program Kampung Haji sebagai pusat rantai pasok halal bagi jamaah haji dan umrah dunia. “Ini bukan hanya layanan ibadah, tetapi strategi ekspor halal berbasis kebutuhan jamaah global,” kata Emir.

Meski menunjukkan pertumbuhan positif, Emir mengingatkan bahwa tantangan inklusi syariah masih besar. Tingkat literasi keuangan syariah mencapai 43,42 persen, namun tingkat inklusi baru 13,41 persen. “Kita butuh inovasi produk yang mudah diakses dan kompetitif agar ekonomi syariah dirasakan semua lapisan masyarakat,” tegasnya.

KNEKS juga mendorong percepatan payung hukum Master Plan Ekonomi Syariah Indonesia 2025–2029 dan pembahasan RUU Ekonomi Syariah untuk memastikan arah pengembangan sektor ini berkelanjutan dan terintegrasi.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |