TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Papandayan di Garut, Jawa Barat, menjadi salah satu objek yang kerap didatangi wisatawan. Berada di area Taman Wisata Alam (TWA), gunung ini memiliki keindahan alam yang mempesona. Gunung yang berada di ketinggian 2.665 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini masih aktif dan sudah beberapa kali meletus dari 1772 sampai 2002.
Gunung ini bisa dikunjungi wisatawan bersama keluarga, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Sebab jalur untuk menuju tempat ini sudah dibuat lebih nyaman dengan anak tangga dan trek yang landai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terdapat sepuluh pos yang ada di sini. Pos satu adalah gerbang utama pembayaran tiket. Pos dua, tempat bagi wisatawan parkir kendaraan. Lalu pos tiga tempat untuk lapor camping. Jalan dari pos satu sampai pos tiga sudah diaspal sehingga mudah diakses wisatawan.
Kemudian, pos empat menjadi pintu gerbang dimulainya pendakian. Pos lima area kawah dengan jalur pendakian jalan setapak berbatu. Pos enam menuju ke area tengah kawah dan jalur berbatu menanjak. Pos tujuh adalah jalur persimpangan ke hutan mati (kiri) dan ghober hoet (kanan). Pos delapan merupakan ghober hoet tempat untuk melakukan camping.
Di pos sembilan terdapat hutan mati yang menjadi salah satu kawasan eksotis sisa erupsi tahun 2002. Jalur pendakian ke hutan mati cukup menanjak dengan ditutupi tanaman cantigi. Pos sepuluh adalah area camping Pondok Saladah. Di pos ini, wisatawan bisa melihat bunga edelweis. Sepanjang jalan pendakian tidak ada tanah merah atau jalur yang curam sehingga lebih nyaman untuk anak-anak atau lansia. Wisatawan cukup menaiki tangga yang sudah dibuat dan mengikuti jalan yang tersedia dengan jelas.
Pemandangan Kawah Gunung Papandayan
Pemandangan yang dilihat selama pendakian berupa kawah-kawah di gunung itu. Jika mendaki saat cuaca cerah maka akan terlihat lautan awan yang indah. Dari sini, wisatawan juga bisa melihat dengan jelas Gunung Cikuray. Apabila datang bersama keluarga dan ingin mendaki langsung ke pos tujuh tanpa menaiki tangga, wisatawan bisa menggunakan jasa porter ojek.
Tidak hanya tempat berkemah atau mendaki, pengunjung bisa menikmati sejumlah objek dan daya tarik wisata lain. Dilansir dari TWA Papandayan, terdapat beberapa objek wisata yang bisa wisatawan kunjungi di Gunung Papandayan, di antaranya Kawah Baru, kawah ini terbentuk setelah terjadinya letusan pada 2002. Karena itu, kawah tersebut dinamakan Kawah Baru. Lalu, ada Kawah Emas yang menjadi tempat penambangan saat zaman Belanda.
Ada pula Kawah Pengantin. Menurut mitos, nama kawah ini diambil karena terdapat sepasang pengantin yang terjatuh ke dalam kawah tersebut. Terakhir, Kawah Nangklak. Kata "nangklak" berarti "terbuka" atau "jelas". Kawah ini mengeluarkan kawah kekuningan dengan bau belerang yang kuat. Selain kawah di atas, wisatawan bisa menikmati bunga anggrek hutan di Orchid Garden yang memiliki luas 500 meter. Terdapat juga pemandian air panas dengan suhu rata-rata 36-40 derajat Celcius.
Harga Tiket Masuk
Harga tiket masuk kawasan Gunung Papandayan beragam, tergantu waktu kedatangan dan asal wisatawan. Di hari kerja, tiket untuk pengunjung Nusantara per orang sebesar Rp25.000, pelajar dengan surat pengantar Rp20.000, wisatawan mancanegara Rp200.000. Untuk biaya parkir, kendaraan roda dua Rp12.000, kendaraan roda empat Rp25.000, kendaraan roda enam Rp110.000, dan sepeda Rp7.000. Tarif tiket camping Rp60.000 dan parkir kendaraan bermotor roda dua Rp27.000, roda empat Rp50.000.
Sedangkan untuk hari libur, tarif tiket pengunjung Nusantara Rp37.500, pelajar dengan surat pengantar Rp23.000, wisatawan mancanegara Rp300.000. Biaya parkir roda dua Rp14.500, kendaraan roda empat Rp30.000, roda enam Rp 125.000, dan sepeda Rp9.000. Tarif camping Rp72.500 dan parkir roda dua Rp29.500, roda empat Rp55.000.
Dengan harga tersebut, wisatawan sudah bisa menikmati semua objek wisata, kecuali kolam air panas yang harus bayar Rp15.000 anak usia 2-9 tahun, dan Rp25.000 untuk dewasa. Jika ingin berkunjung ke Gunung Papandayan, wisatawan disarankan membawa jas hujan karena cuaca di area ini sering berubah-ubah.